Page 85 - Stabilitas Edisi 189 Tahun 2022
P. 85
ra digital yang merebak
karena didongkrak pandemi
memang membuat semua
Epraktik bisnis berubah
dengan kecepatan yang mencengangkan.
Perkembangan ini tentu memaksa
nasabah menyesuaikan diri dan
menyiapkan diri dari setiap dampaknya.
Akan tetapi bagi otoritas sektor
keungan persiapan yang harus dilakukan MaSifnya
harus lebih luas dari itu. Lembaga itu akSeleraSi
harus menyiapkan diri agar semua pihak
tidak terperosok karena harus terhantam tranSforMaSi
risiko-risiko yang muncul dari perubahan digital di Sektor
masif ini. keuangan
Pusat perhatian lembaga pengawas
jasa keuangan tentu pada sektor khuSuSnya
keuangan khususnya perbankan. Dalam PerBankan
dua tahun belakangan praktik digitalisasi
perbankan sangat pesat sehingga bank MeniMBulkan
memodernisasi lembaganya pada Pertanyaan Sejauh
semua aspek. Di antaranya aktivitas
core-banking baik pada fungsi front- Mana PerBankan Dian Ediana rae,
office, middle-office, back-office, maupun telah MeMitigaSi Kepala Eksekutif Pengawas
mengubah proses transaksi dari analog Perbankan OJK
channels menjadi digital channel. PotenSi riSiko Baru
Bank juga terus berupaya memenuhi atau Mengenali
keinginan nasabah dan meresponsnya
dengan menghadirkan layanan baru. the unknown-
Situasi ini tentu akan memunculkan unknown risk?
efek samping berupa risiko yang
bahkan belum pernah ada sebelumnya.
“Masifnya akselerasi transformasi digital
di sektor keuangan khususnya perbankan
menimbulkan pertanyaan sejauh mana
perbankan telah memitigasi potensi
risiko baru atau mengenali the unknown-
unknown risk?” kata Kepala Eksekutif
Pengawas Perbankan Otoritas Jasa operasional. Karenanya kecanggihan maupun potensi sistemik akibat digital
Keuangan (OJK) Dian Ediana Rae. teknologi perlu diimbangi oleh kesiapan bank-run.
Efek samping dari praktik digital organisasi antara lain digital leader dan Menyadari benar ancaman tersebut,
yang masif, strategi bisnis yang lebih digital talent yang memadai. Selain itu regulator keuangan menerbitkan
customer centric, perubahan layanan dan juga dari perubahan budaya organisasi Peraturan Otoritas Jasa Keuangan
operasional yang sangat cepat adalah yang berorientasi digital, maupun desain Nomor 11/POJK.03/2022 Tentang
risiko-risiko baru yang belu dikenal. organisasi yang mendukung transformasi Penyelenggaraan Teknologi Informasi
Menambah risiko-risiko yang sudah ada digital. Oleh Bank Umum (POJK PTI). Aturan
sebelumnya. OJK mencatat bahwa selain itu mengadopsi konsep principle dari
Di sisi lain, penggunaan teknologi peningkatan dalam risiko serangan siber blueprint yang penting untuk dituangkan
yang masif juga berimbas pada semakin dengan modus-modus yang baru dan menjadi sebuah pedoman. Hal itu juga
besarnya penggunaan pihak ketiga belum dikenal sebelumnya, risiko yang sebagai tindak lanjut dari diterbitkannya
yang berpotensi menimbulkan risiko perlu diwaspadai juga adalah security Cetak Biru Transformasi Digital
lain pada aktivitas bank seperti risiko and system failure risk, digital black-out, Perbankan.
www.stabilitas.id Edisi 189 / 2022 / Th.XVIII 85

