Page 24 - Stabilitas Edisi 210 Tahun 2025
P. 24
Dalam memitigasi risiko dari faktor pertumbuhan kredit kami sedang hitung
negatif tersebut, pihaknya akan fokus sekitar 6 persen tahun depan. Fokus
strateginya ke funding khususnya dana utama tetap di UKM yang kami targetksn
murah di segmen ritel melalui digital sekitar 9 persen-10 persen , KKB sekitar
banking. Adapun untuk kredit, menurut 10 persen-15 persen. Pertumbuhan
Setiyo pertumbuhannya akan konservatif korporasi yang akan lebih kecil. Secara
karena risiko kredit meningkat. keseluruhan kami tidak melihat
Selain itu, sebagai bank yang kuat pertumbuhan kredit lebih dari tahun ini,”
di sektor perumahan, BTN juga akan imbuhnya.
melakukan pengetatan portfolio guidline Sementara Yuddy Renaldy, Direktur
misalnya selektif ke industri yang sensitif Utama Bank BJB menjelaskan, dengan
terhadap pergerakan kurs rupiah-dolar melihat dinamika perekonomian saat
AS. ini juga memperhatikan proyeksi
Di sisi lain, Setiyo menjelaskan analisis yang dilakukan para ekonom, ia
faktor-faktor positif yang berpotensi memperkirakan tantangan perbankan di
muncul tahun depan, yakni pertumbuhan tahun 2025 adalah dalam hal likuiditas
ekonomi yang diperkirakan masih stabil dan juga kualitas kredit.
di kisaran 5 persen. Selain itu, adanya Sehingga kata Yuddy strategi yang
faktor pendorong program perumahan pasti akan dilakukan oleh bank adalah
yang menjadi triger pertumbuhan kredit. penguatan dari sisi likuiditas dan juga
“Untuk tahun depan target pertumbuhan selektif dalam melakukan ekspansi kredit
kredit kami di 11 persen-14 persen, masih untuk menjaga kualitas kredit. “Adapun
Yuddy Renaldy, sama dengan tahun ini dengan tentunya di sisi kualitas, daya beli menjadi
Direktur Utama bank bjb melihat kondisi dana/likuiditas BTN,” tantangan, banyak tekanan terhadap daya
tambah dia. beli masyarakat dan juga dunia usaha
Bank CIMB Niaga juga mengakui di
Yang dilakukan bank tahun depan akan tetap menantang untuk yang perlu dimitigasi oleh perbankan,”
ucapnya.
adalah penguatan bank. Lani Darmawan, Presiden Direktur
dari sisi likuiditas CIMB Niaga mengatakan, faktor negatif Kekuatan dan Pencadangan
Meski menghadapi situasi yang
yang diwaspadai perusahaan di tahun
dan juga selektif depan seperti, faktor cost of fund (CoF) berat, pelaku usaha perbankan akan
dalam melakukan yang akan tetap tinggi, sehingga margin kembali kepada kekuatan bisnis masing-
masih akan tetap terkompresi. “Hal ini
masing. Seperti BRI yang dominan di
ekspansi kredit membuat bank harus melakukan seleksi bisnis usaha mikro, kecil, menengah.
untuk menjaga loan apa yang masih bisa meng-absorb Sunarso, Dirut BRI, mengutip sejumlah
survei yang menunjukkan bahwa pelaku
cost of fund (CoF) yang tinggi,” kata Lani.
kualitas kredit. Menurut Lani, pemilihan jenis loan UMKM masih optimis meskipun ada
Adapun di sisi dan segmen yang sesuai keahlian bank kekhawatiran mengenai resesi global.
Bank BRI melihat peluang besar
kualitas, daya beli menjadi penting. Termasuk memastikan dalam mendukung sektor UMKM
biaya bisa dikontrol lebih baik, untuk
menjadi tantangan, memastikan profitability bisa terjaga melalui digitalisasi dan layanan
banyak tekanan tidak tergerus. perbankan yang lebih mudah diakses.
Dalam memitigasi risiko, perseroan
“Kami berfokus pada kemudahan akses
terhadap daya beli juga akan fokus ke CASA untuk efisiensi bagi pelaku UMKM, khususnya dalam
masyarakat. CoF, memilih loan yang tepat serta hal pendanaan dan pembayaran digital.
seleksi yang baik, dan mencari fee-based
UMKM adalah sektor yang berpotensi
income dan melakukan cost efficiency. besar, dan kami akan terus mendukung
Di sisi lain Lani menyebut, secara mereka untuk tumbuh di era digital ini,”
positif market Indonesia masih besar, ujar Sunarso.
ekonomi domestik masih menjanjikan Selain itu, proyeksi pertumbuhan
dengan pertumbuhan ekonomi yang ekonomi yang sedikit meningkat pada
masih positif. “Kami realistis saja, 2025 diperkirakan akan mendukung
24 Edisi 210 / 2025 / Th.XIX www.stabilitas.id