Page 53 - Stabilitas Edisi 210 Tahun 2025
P. 53

esaat setelah berkantor di
                 Istana Negara, Presiden
                 Prabowo Subianto menerbitkan
          Skebijakan yang cukup berani
          terkait terkait penghapusan kredit macet
          usaha mikro. Aturan tersebut diharapkan
          menjadi pembebas beban bagi bank yang
          memiliki kredit bermasalah dari pebisnis
          mikro dan kecil yang menderita karena
          pandemi 2020 lalu.
            Beberapa waktu lalu melalui
          Peraturan Pemerintah (PP) No.47
          Tahun 2024, Presiden ingin, baik bank
          maupun pelaku usaha mikro, kecil, dan
          menengah sama-sama punya ruang
          bergerak untuk mendorong ekonomi.
            Mengutip Antara, kebijakan ini
          berpotensi membantu 600 ribu petani
          hingga nelayan sehingga mereka bisa
          kembali mengembangkan usahanya.
          Namun perlu diingat, tidak semua
          kredit usaha mikro, kecil dan menengah       Jangan sampai muncul pengemplang-
          (UMKM) ini bisa dihapus tagih kredit
          macetnya karena hanya terbatas               pengemplang baru yang melihat bahwa ada
          beberapa sektor. Di antaranya sektor         ruang untuk mereka mengemplang karena
          pertanian, perkebunan, dan peternakan;       merasa pada akhirnya dihapus juga untuk
          perikanan dan kelautan; serta UMKM
          lainnya seperti fesyen, kuliner, industri    tahun-tahun mendatang. Jangan sampai
          kreatif, dan lain-lain. Kredit UMKM yang     ada terbuka ruang ke sana.
          boleh dihapus tagih memiliki nilai pokok
          piutang macet maksimal sebesar Rp500
          juta per debitur atau nasabah serta telah    Fithra Faisal Hastiadi, Dosen FEB UI
          dihapusbukukan minimal 5 tahun pada
          saat aturan tersebut mulai berlaku.
            Pemerintah baru menaruh perhatian   kata lain, Kredit Usaha Rakyat (KUR)   kriterita atau syarat UMKM yang dihapus
          baru bagi pelaku UMKM karena di   tidak bisa dihapus buku sebab program   buku dan dihapus tagih kredit macetnya.
          sektor tersebut kadang tidak dijamin   pemerintah ini masih berlangsung hingga   Mengenai kredit macet, sebenarnya
          dengan asuransi atau penjaminan kredit.   sekarang.                  bank anggota Himpunan Bank Milik
          Makanya, poin lain dalam penghapusan   Wakil Ketua Komisi VI DPR RI   Negara (Himbara) selama ini hanya bisa
          piutang kredit UMKM ini adalah dengan   Nurdin Halid pun mengingatkan,   melakukan penghapusbukuan (write off)
          tidak terdapat agunan kredit atau ada   bank-bank miliki negara harus mampu   setelah diupayakan restrukturisasi dan
          agunan kredit namun dalam kondisi   memberikan respons secara tepat dan   penagihan secara optimal. Dan belum
          tidak memungkinkan untuk dijual atau   cermat. Agar kebijakan penghapusan   melakukan hapus tagih.
          agunan sudah habis terjual tetapi tidak   piutang UMKM dapat terlaksana dengan   Ketika akan melakukan hapus
          dapat melunasi pinjaman.          baik, sesuai dengan kriteria yang telah   tagih, bank-bank pelat merah harus
            Lebih lanjut, kredit UMKM program   ditetapkan serta berdampak maksimal   berhadapan dengan risiko hukum
          pemerintah yang dapat dilakukan   bagi pengembangan UMKM.            karena bisa dikategorikan tindakan
          penghapustagihan telah disebutkan    Menurutnya, isi dari PP 47/2024 juga   merugikan negara. Karenanya, kehadiran
          dalam PP 47/2024 pada lembar      perlu disosialisasikan lebih lanjut kepada   PP 47/2024 memberikan kepastian
          penjelasan. Kredit tersebut misalnya   masyarakat luas terutama masyarakat   hukum kepada bank Himbara bahwa
          Kredit Modal Kerja Permanen (KMKP)   akar rumput sehingga tidak terjadi   penghapusatagihan kredit macet UMKM
          dan Kredit Investasi Kecil (KIK). Dengan   mispersepsi dan mereka memahami   bukan merupakan kerugian negara.


                                                                              www.stabilitas.id   Edisi 210 / 2025 / Th.XIX 53
   48   49   50   51   52   53   54   55   56   57   58