Page 23 - Stabilitas Edisi 190 Tahun 2022
P. 23

Pencucian uang melalui fintech
                                            mulai mencuat setelah kepolisian
                                            mengumumkan asal dana tindak pidana
                                            terorisme sel rekrutan pentolan Negara
                                            Islam Irak dan Suriah (ISIS) asal
                                            Indonesia, Bahrun Naim, pada akhir
                                            2016. Kepolisian mengatakan sel-sel
                                            teroris tersebut menerima uang dari
                                            Australia dan sejumlah negara Asia
                                            melalui Bitcoin dan PayPal.
                                               Setahun kemudian, berdasarkan
                                            data PPATK, ada 97 transaksi senilai
                                            Rp88,8 miliar dari Australia, 44 transaksi
                                            senilai Rp745,8 juta dari Malaysia,
                                            tujuh transaksi senilai Rp 26,1 juta
                                            dari Singapura, dan satu transaksi dari
                                            Filipina senilai Rp25 juta.
                                               Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
                                            tentu merespons. Sejak 2019 regulator
                                            mengharuskan proses skrining di industri
                                            fintech terkait transaksi mencuigakan.
                                            Ketua Bidang Humas Asosiasi Fintech   Ivan Tambunan
                                            Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI),
                                            Andi Taufan Garuda Putera, menyatakan
                                            pihaknya mendukung setiap regulasi    dari si pemberi
                                            yang bisa memperkuat fintech P2P (peer
                                            to peer) lending termasuk pencegahan   pinjaman, ada
                                            pencucian uang, pendanaan terorisme   potensi pencucian
                                            dan senjata pemusnah massal. “Regulasi
                                            ini tentu diharapkan akan mempersempit   uang di mana
                                            ruang penyalahgunaan fintech pendanaan   sumber dana yang
                   ejahatan, tidak bisa dinafikan   oleh orang yang tidak bertanggung
                   lagi, selalu berkembang   jawab,” jelas Andi.                  diinvestasikan
                   seiring kemajuan teknologi   Dia menjelaskan prosedur yang     berasal dari
          Kdan zaman. Begitu pula           diatur dalam kebijakan baru berdampak
          dengan kejahatan pencucian uang.   positif untuk industri karena baik   tindak pidana, lalu
            Saat ini praktik menyembunyikan dan   lender maupun borrower akan semakin   hasilnya digunakan
          ‘membersihkan’ uang haram memang   teridentifikasi dan terverifikasi. Hal
          tidak lagi seperti yang dilakukan penjahat   tersebut akan mengurangi risiko-risiko   untuk mendanai
          Al Capone –mafia besar di AS dekade   dalam penyaluran kredit hingga dapat   tindak terorisme
          1930-an –yang dibantu seorang akuntan   meningkatkan kepercayaan publik serta   yang disalurkan
          bernama Meyer Lansky. Jauh berbeda.  kontribusi fintech pendanaan dalam
            Kini ketika teknologi dalam bidang   pertumbuhan ekonomi.             ke penerima,
          keuangan mencapai puncaknya, aktivitas   Saat ini, AFPI sendiri memiliki   borrower.
          money laundering pun membonceng   Fintech Data Center (FDC) yang saat
          perkembangan tersebut. Oleh karena itu   ini sudah 142-148 penyelenggara telah
          bukan hal yang mustahil jika penjahat   terintegrasi. Mereka aktif melaporkan
          memanfaatkan keberadaan peer to peer   data setiap hari ke FDC secara online
          lending, marketplace, investasi online,   dengan pengecekan data calon peminjam
          polis asuransi online, dan layanan lain   (borrower) dengan rata-rata 150.000-
          yang dihadirkan oleh lembaga financial   200.000 per hari. Para penyelenggara
          technology (fintech) melalui aplikasinya.  Fintech Pendanaan terdaftar dan berizin


                                                                             www.stabilitas.id   Edisi 190 / 2022 / Th.XVIII  23
   18   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28