Page 39 - Stabilitas Edisi 190 Tahun 2022
P. 39

ndustri layanan keuangan
             berbasis teknologi yang terus
             menunjukkan perkembangan
          Imulai mendapatkan perhatian
          serius dari otoritas. Layanan yang
          disebut fintech itu tampaknya mulai
          menapaki tangga perkembangan
          berikutnya, khususnya untuk lini
          pinjaman.
            Otoritas Jasa Keuangan kemudian
          meresponsnya dengan menerbitkan
          aturan baru yang tertuang POJK
          Nomor 10/POJK.05/2022 Tentang
          Layanan Pendanaan Bersama
          Berbasis Teknologi Informasi Juli lalu.
          Peraturan ini menggantikan aturan
          sebelumnya yang terbit pada 2016
          tentang Layanan Pinjam Meminjam
          Uang Berbasis Teknologi Informasi..
            Deputi Komisioner Humas
          dan Logistik OJK Anto Prabowo
          mengatakan, POJK ini bertujuan               Platform fintech lending dengan jumlah
          untuk mendorong lahirnya alternatif
          pembiayaan, sekaligus mendorong              lender institusi yang sedikit tetapi
          pengembangan industri keuangan.              menguasai akumulasi kredit, kurang baik
          “POJK ini juga mempermudah dan               dari sisi manajemen risiko. Lender dapat
          meningkatkan akses pendanaan
          bagi masyarakat dan pelaku usaha             mengendalikan penyelenggara fintech.
          melalui layanan pendanaan berbasis
          teknologi informasi,” kata Anto dalam
          keterangan resmi.                            Bambang W Budiawan,
            Selanjutnya dikatakan                      Kepala Departemen Pengawasan IKNB 2B
          penyempurnaan aturan
          dilakukan untuk mengakomodasi
          perkembangan industri yang cepat
          dan serta memberikan perlindungan   paling sedikit 1 pemegang saham   IKNB 2B Bambang W Budiawan
          konsumen. Beberapa inti dari regulasi   pengendali (PSP). Tak hanya itu,   sebelumnya mengatakan, melalui
          baru ini adalah aturan terkait modal   pemain fintech lending juga wajib   aturan ini, otoritas akan memperjelas
          fintech lending yang disetor pada saat   menyampaikan data transaksi   kriteria pemberi pinjaman institusi,
          pendirian yaitu paling sedikit Rp25   pendanaan kepada pusat data fintech   terutama yang berasal dari luar
          miliar. Sebelumnya, syarat minimal   lending OJK dengan mengintegrasikan   negeri. Hal ini bertujuan agar fungsi
          modal fintech lending saat pengajuan   sistem elektronik milik penyelenggara   pengawasan lebih efektif dan terukur.
          izin ke OJK hanya senilai Rp2,5 miliar.  pada pusat data fintech lending.  Diaturnya penyaluran kredit dari
            Selain itu, perusahaan fintech     Bagi pemain fintech lending baru,   lender institusi seperti bank sebesar
          lending harus memiliki ekuitas    POJK ini mewajibkan perusahaan     25 persen dari total outstanding
          sebanyak Rp12,5 miliar. Ditambah,   harus terlebih dahulu memperoleh   tahunan penyelenggara fintech
          batas maksimum pendanaan oleh     izin usaha dari OJK. Sementara     lending bertujuan untuk mengurangi
          setiap pemberi dana dan afiliasinya   sebelumnya, penyelenggara fintech   ketergantungan platform pada lender
          paling banyak 25% dari posisi akhir   lending hanya perlu mendapatkan   tertentu. “Platform fintech lending
          pendanaan pada akhir bulan.       status terdaftar sebelum dapat     dengan jumlah lender institusi
            POJK yang baru ini juga mengatur   memiliki status berizin dari OJK.  yang sedikit tetapi menguasai
          penyelenggara untuk wajib memiliki   Kepala Departemen Pengawasan    akumulasi kredit, kurang baik dari


                                                                             www.stabilitas.id   Edisi 190 / 2022 / Th.XVIII  39
   34   35   36   37   38   39   40   41   42   43   44