Page 58 - Stabilitas Edisi 208 Tahun 2024
P. 58
ESG Index:
Kewajiban atau Peluang?
Oleh Dr. Adi Teguh Suprapto, Pemerhati ESG Binus University
enerapan dan PT Astra International Tbk (ASII). Riset
Environmen- PricewaterhouseCoopers (PwC) Indonesia pada
tal, Social, 2023, menunjukkan bahwa perusahaan dengan
Pand komitmen ESG cenderung memiliki kinerja
Governance (ESG) keuangan lebih baik, dengan kenaikan ratarata 7
Index di Bursa Efek persen lebih tinggi dibandingkan emiten nonESG.
Indonesia (IDX) telah OJK juga melaporkan bahwa perusahaan dengan
menjadi perhatian kinerja ESG yang baik lebih tahan terhadap gejolak
semua pihak dalam pasar dan memiliki operasional dan hukum lebih
beberapa tahun rendah.
terakhir. ESG Index Dalam wawancara dengan Kontan, CEO PT
merupakan instrumen Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, Sunarso,
yang mengukur kinerja perusahaan berdasarkan menyatakan bahwa komitmen perusahaan
komitmen terhadap isu lingkungan, sosial dan tata terhadap ESG telah memperkuat citra perusahaan
kelola. Indonesia mulai memperkenalkan ESG dimata investor lokal dan bahkan investor
Index pada tahun 2021 untuk mendorong praktik internasional. Portofolio kredit bank BRI
keberlanjutan dari berbagai sektor industri di dialokasikan untuk mendukung proyekproyek
Indonesia. Namun muncul pertanyaan, apakah yang berkelanjutan, seperti energi terbarukan
dampaknya benarbenar nyata atau hanya sekedar dan pengembangan usaha mokro yang ramah
gimik? lingkungan.
Indeks ini bertujuan untuk membantu investor
dalam memilih emiten dengan kinerja ESG Menguntungkan Perusahaan?
yang baik, sejalan dengan tuntutan global akan Penerapan ESG di Indonesia menunjukkan
investasi berkelanjutan ketika investor makin beberapa hasil positif, tetapi tidak semua
peduli terhadap dampak sosial dan lingkungan dari perusahaan merasakannya. Studi oleh Universitas
portofolio mereka. Pemerintah melalui Otoritas Indonesia tahun 2022 menemukan bahwa
Jasa Keuangan (OJK) telah mengambil peran meskipun ada keuntungan jangka panjang, banyak
dalam hal ini. Melalui Peraturan OJK Nomor 51/ UKM, merasa terbebani dengan biaya tambahan
POJK.03/2017, otoritas mewajibkan perusahaan untuk memenuhi standar ESG.
publik menyusun laporan berkelanjutan yang Survey The Jakarta Post, menyatakan sekitar 40
mencakup aspek ESG. Sanksi, termasuk denda persen perusahaan yang diwawancarai mengaku
administratif, disiapkan untuk emiten yang tidak mematuhi ESG lebih dikarenakan tekanan
mematuhi aturan ini. investor ketimbang keyakinan akan pentingnya
Sejak diluncurkan, jumlah perusahaan yang keberlanjutan bagi bisnis mereka. Meski demikian,
bergabung dalam ESG Index meningkat. Pada investor global tampaknya semakin tidak
2023, lebih dari 30 emiten telah bergabung dengan mentolerir perusahaan yang mengabaikan ESG,
ESG Index, termasuk emiten besar seperti PT dengan beberapa perusahaan kehilangan minat
Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) dari investor internasional.
58 Edisi 209 / 2024 / Th.XIX www.stabilitas.id