Page 13 - Stabilitas Edisi 216 Tahun 2025
P. 13

idak ada yang menafikan   bawah 3 persen dari PDB.
                  beratnya kondisi yang tengah   Menurut Sri Mulyani, defisit
                  dihadapi pelaku usaha di   ini disebabkan salah satunya oleh
          Tsektor keuangan pada tahun       berkurangnya penerimaan negara.
          ini. Bahkan saat melepas tahun 2024,   “Pada kuartal pertama 2025 kita cukup
          sudah terlihat jelas bahwa perekonomian   mengalami tekanan dari sisi pendapatan
          global berada di persimpangan yang   negara, karena beberapa measures seperti
          kritis dan harus diwaspadai pelaku   Pajak Pertambahan Nilai yang tidak
          bisnis.                           jadi di-collect dan juga dividen Badan
            Ketidakpastian ekonomi yang     Usaha Milik Negara (BUMN) yang tidak
          membelenggu dan makin intensif dalam   dibayarkan karena sekarang dipegang
          dua tahun terakhir memaksa pengelola   Danantara,” ucapnya.
          bisnis sektor keuangan untuk selalu   Industri keuangan terutama sektor
          bersiap dengan skenario terburuk. Hal   asuransi tentu harap-harap cemas
          itu yang kemudian membuat gerak   menghadapi situasi ini. Betapa tidak,
          bisnis industri agak melambat karena   kebergantungan yang besar pada
          harus meningkatkan kehati-hatiannya.   pergerakan dan pertumbuhan ekonomi
          Selain itu, pelaku bisnis juga harus   membuat perusahaan-perusahaan
          mempertimbangkan risiko-risiko lain   sedikit menahan diri sambil menunggu
          yang akan menghambat kinerja mereka.  perkembangan lebih lanjut.
            Beberapa lembaga seperti Bank      Kepala Departemen Pengawasan
          Indonesia (BI), Bank Dunia, dan IMF   Asuransi dan Jasa Penunjang OJK,   Sumarjono, Kepala Departemen
          memperkirakan pertumbuhan ekonomi   Sumarjono mengatakan bahwa tantangan   Pengawasan Asuransi dan Jasa
          Indonesia pada kisaran 4,7 persen hingga   global saat ini memang terus berubah.   Penunjang OJK
          5,5 persen. Malahan dalam paparannya,   Setelah pandemi Covid-19, industri jasa   Tidak sedikit
          Menteri Keuangan Sri Mulyani      keuangan menghadapi setidaknya tiga
          Indrawati, memprediksi pertumbuhan   tantangan: tensi geopolitik, ekonomi   perusahaan asuransi
          ekonomi Indonesia pada 2025 berada di   hijau, dan digitalisasi, yang hampir   yang menghadapi
          kisaran 4,7 hingga 5 persen. Sebelumnya,   semua berasal dari sisi non keuangan.
          pemerintah menargetkan pertumbuhan   ”Saya ingin mengingatkan bahwa krisis   krisis kepercayaan
          ekonomi bakal mencapai 5,2 persen.  bisa datang dari sektor non keuangan,   akibat pelanggaran
            Dia mengatakan kondisi ekonomi di   tetapi dampaknya bisa sangat meluas,”
          kuartal kedua 2025 akan dipengaruhi   kata dia.                       etika, misselling
          oleh pengumuman tarif Presiden Trump                                  product, hingga
          dan perang yang terjadi di Timur   Enam Risiko
          Tengah. “Kita perlu tetap waspada    Oleh karena itu, memahami bahwa   konflik kepentingan
          terhadap risiko global sehingga outlook 5   ditengah perubahan lanskap asuransi   yang tidak terkelola
          persen dimaksimalkan untuk tetap bisa   global, OJK mendorong agar pelaku
          dicapai,” ucap Sri Mulyani.       industri mampu merespons secara     dengan baik. Di
            Selain memangkas proyeksi       adaptif setidaknya enam isu strategis   Indonesia, kemarin
          pertumbuhan ekonomi, Sri Mulyani   yang dihadapi pelaku industri asuransi   banyak kasus
          juga memprediksi defisit Anggaran   global. Pertama, risiko perubahan
          Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)   iklim (climate risk). Di sini perusahaan   unitlink, banyak
          2025 akan melebar menjadi Rp 662   asuransi dituntut untuk berperan   yang merasa tertipu
          triliun atau setara 2,78 persen dari   dalam gelombang praktik keuangan
          Produk Domestik Bruto. Proyeksi ini   berkelanjutan, dan kemampuan produk   dengan agen
          melebar dari target pemerintah untuk   dan layanannya dalam menyerap risiko   penjualnya.
          menjaga defisit APBN sebesar Rp 616   terkait perubahan iklm termasuk
          triliun atau setara 2,53 persen dari   bencana nasional.
          PDB. Meski demikian, Sri Mulyani     Kedua, risiko perilaku dan budaya
          mengatakan pemerintah akan berupaya   perusahaan (conduct & culture).
          untuk menjaga agar defisit tetap di   Peningkatan kompleksitas bisnis


                                                                              www.stabilitas.id   Edisi 216 / 2025 / Th.XXI 13
   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18