Page 15 - Stabilitas Edisi 216 Tahun 2025
P. 15
selain juga terus melakukan edukasi dan membayar klaim tepat waktu. Sementara
literasi kepada masyarakat. rasio kecukupan investasi mengukur
Otoritas telah menyiapkan kerangka kemampuan perusahaan asuransi untuk
kebijakan starategis yang simultan memenuhi kewajiban kepada para
untuk memitigasi risiko sekaligus pemegang polis dengan membandingkan
pengembangan sektor asuransi. Dalam aset investasi yang dimiliki.
Financial Sector Assessment Program Sementara itu, pelaku industri
(FSAP) 2023 telah menyoroti perlunya juga mengakui bahwa tantangan-
penguatan governance, konsolidasi tantangan yang saat ini mengemuka akan
pasar, penerapan IFRS 17 (PSAK 117), mengganjal performa mereka tahun ini.
serta peningkatan kapasitas pengawas. Direktur Utama Asuransi Asei, Dody
Dalam menjawab tantangan ini, OJK Achmad Sudiyar Dalimunthe mengatakan
telah merumuskan kerangka kebijakan salah satu yang utama adalah pergerakan
dengan pendekatan best practices dan ekonomi yang melambat. Dia menyebut
harmonisasi standar internasional. jika pertumbuhan ekonomi nasional di
“Industri asuransi tidak bisa lagi bawah 5 persen, permintaan terhadap
bekerja dengan cara lama. Dunia berubah proteksi asuransi dari sektor industri dan
cepat, dan kalau kita tidak menyesuaikan konsumen rumah tangga kemungkinan
dengan standar global, kita akan tetap lesu.
tertinggal,” ujar Sumarjono, merujuk Selain itu, tantangan dari sisi regulasi,
pada agenda reformasi tata kelola dan seperti implementasi PSAK 117 dan
penerapan PSAK 117. regulasi baru lainnya juga akan membuat Abdul Azis, Analis dari Kiwoom
Ketidakpastian global yang didorong pergerakan asuransi akan tidak secepat Sekuritas
oleh situasi konflik Timur Tengah biasanya. Dody mengatakan kesiapan
yang terus memanas, telah membuat perusahaan asuransi menghadapi Pasar cukup
pertumbuhan perekonomian nasional PSAK 117 yang mulai disimulasikan
diproyeksikan terus melamah. ”Prospek tahun ini dan mulai efektif pada 2026 tertekan,
ekonomi Indonesia belum lama ini menimbulkan tantangan administrasi perusahaan
juga diturunkan berada di kisaran 4,7- dan kesiapan sistem. Dengan demikian,
5 persen yang membuat pasar terimbas bisa menyita fokus dan sumber daya asuransi sebagai
dengan adanya sentimen tersebut,” perusahaan. institusi keuangan
ungkap analis dari Kiwoom Sekuritas, Dody juga memperkirakaan
Abdul Azis. tantangan akan datang dari yang fokus
Menurutnya, kondisi tersebut perlu ketidakpastian iklim dan bencana alam. mengelola risiko
direspons dengan strategi yang tepat Dia mengatakan potensi risiko bencana
oleh para pelaku usaha terutama untuk di paruh kedua tahun ini bisa berdampak perlu memupuk
sektor asuransi umum di tengah adanya pada lini properti dan pengangkutan, kecukupan investasi
peningkatan risiko ekonomi. “Pasar serta meningkatkan beban klaim.
cukup tertekan, perusahaan asuransi Berdasarkan data OJK hingga Juni maupun menjaga
sebagai institusi keuangan yang fokus 2025, sektor Perasuransian, Penjaminan, likuiditas keuangan
mengelola risiko perlu memupuk dan Dana Pensiun (PPDP) mencatatkan di level yang sehat
kecukupan investasi maupun menjaga pertumbuhan positif dengan total
likuiditas keuangan di level yang sehat aset PPDP per Juni 2025 mencapai dalam menghadapi
dalam menghadapi kondisi yang volatil Rp2.810,19 triliun, tumbuh 6,89 persen kondisi yang volatil
dan dinamis,” ujar Azis. secara tahunan. Nilai investasi tercatat
Dia menegaskan bahwa perusahaan Rp2.119,59 triliun (naik 7,07 persen dan dinamis.
asuransi harus terus mencermati rasio year and year), dengan jumlah rekening
likuiditas dan rasio kecukupan investasi. mencapai 538,4 juta akun. Namun, OJK
Sebagai informasi, rasio likuiditas untuk menilai angka ini belum mencerminkan
perusahaan asuransi mencerminkan kekuatan fundamental yang memadai
kemampuan untuk memenuhi kewajiban untuk menghadapi dinamika jangka
finansial jangka pendek seperti panjang. *
www.stabilitas.id Edisi 216 / 2025 / Th.XXI 15

