Page 17 - Stabilitas Edisi 216 Tahun 2025
P. 17

persen,” kata Kepala Eksekutif Pengawas
                                            Perasuransian, Penjaminan, dan Dana
                                            Pensiun di Otoritas Jasa Keuangan
                                            (OJK), Ogi Prastomiyono, Juli lalu.
                                               Apa yang dikatakan Ogi sangat
                                            beralasan. Berdasarkan catatan OJK,
                                            pada 2023, penetrasi asuransi tercatat
                                            hanya 2,59 persen terhadap produk
                                            domestik bruto (PDB). Posisinya menjadi
                                            yang terendah dalam 5 tahun terakhir,
                                            dengan posisi tertinggi pada 2020 yakni
                                            3,11 persen.
                                               Penetrasi asuransi adalah tingkat
                                            premi industri asuransi dibandingkan
                                            nilai PDB. Sedangkan densitas asuransi
                                            adalah rata-rata uang yang masyarakat
                                            sisihkan untuk produk asuransi dalam
                                            satu tahun.
                                               Pada segmen asuransi kesehatan,
                                            berdasarkan data OJK juga, rasio klaim
                                            nasional pada 2022 tercatat sebesar 109
                                            persen dengan premi senilai Rp14,033   Simon Imanto, Ketua Bidang
                                            triliun dan klaim Rp15,364 triliun. Angka   Keuangan, Permodalan, Investasi,
                                            ini meningkat pada 2023 menjadi 135   dan Pajak AAJI
                                            persen ketika premi turun ke Rp13,643   Selain itu, terdapat
                                            triliun namun klaim melonjak menjadi
                                            Rp18,461 triliun. Pada 2024, meskipun   tantangan terkait
                                            premi naik menjadi Rp18,838 triliun,   adaptasi terhadap
                                            klaim tetap tinggi di Rp22,073 triliun
                                            sehingga rasio klaim berada di 117 persen.  regulasi baru,
                                               Kondisi berat tentu sudah dirasakan   persaingan yang
                  idak ada yang menyanggah   oleh pelaku industri. Ketua Bidang
                  jika dikatakan bahwa industri   Keuangan, Permodalan, Investasi, dan   semakin ketat di
                  asuransi di Tanah Air masih   Pajak AAJI Simon Imanto mengakui,   tengah disrupsi
          Tterbelenggu pada kondisi         industri asuransi jiwa Indonesia
          stagnasi. Setidaknya itu yang dirasakan   sedang berada di tengah tekanan risiko   digital, serta
          pelaku bisnis dalam beberapa tahun   makroekonomi pada 2025. Sejumlah   perubahan perilaku
          terakhir.                         faktor eksternal mempengaruhi kinerja
            Bahkan Otoritas Jasa Keuangan   industri asuransi jiwa, mulai dari    konsumen yang
          (OJK) sendiri mengakui bahwa industri   perlambatan ekonomi global, volatilitas   menuntut layanan
          asuransi belum bisa lepas dari tekanan   pasar keuangan, hingga tren demografi   lebih cepat,
          bisnis yang menyandera mereka baik   yang berubah. “Semua faktor ini
          dari dalam negeri maupun luar negeri.   berdampak pada daya beli masyarakat,   transparan, dan
          Dalam satu dekade terakhir, otoritas   minat berinvestasi, dan persepsi risiko   personal.
          mengatakan bahwa tingkat penetrasi   terhadap produk asuransi,” katanya.
          asuransi nasional masih minim.       Simon mengungkapkan, rendahnya
            “Penetration rate masih di bawah   literasi keuangan di sektor asuransi
          3 persen, pertumbuhannya itu tidak   dibanding sektor jasa keuangan lain
          lebih besar dari pertumbuhan ekonomi   seperti perbankan menjadi tantangan
          kita, sehingga penetration rate dari   tersendiri. Kondisi ini diperparah oleh
          industri asuransi itu stagnan dari   rendahnya penetrasi produk asuransi di
          10 tahun yang lalu tetap di bawah 3   masyarakat, yang membuat pangsa pasar


                                                                              www.stabilitas.id   Edisi 216 / 2025 / Th.XXI 17
   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22