Page 51 - Stabilitas Edisi 216 Tahun 2025
P. 51
sejak 1 Januari 2026.
Pengamat Asuransi Irvan Rahardjo
menilai penerapan pembagian risiko
atau co-payment untuk produk asuransi
tidak akan merugikan masyarakat karena
ketentuan tersebut bakal mengarah pada
penurunan premi mengingat selama
ini banyak klaim yang berlebihan
atau overutilitas. Kerugian tidak
terjadi sepanjang perusahaan asuransi
menunjukkan komitmen pelayanan
klaim yang lebih baik dan adanya upaya
penurunan premi sebagai kompensasi
atas berlakunya tanggungan sendiri atau
co-payment.
Bahkan, ia menilai, skema co-
payment bisa membantu meminimalisir
potensi penyalahgunaan atau fraud saat
pengajuan klaim. Dirinya menyatakan
potensi moral hazard dan fraud yang
bisa berasal dari berbagai pihak termasuk
perusahaan asuransi, rumah sakit, dokter, Kerugian tidak terjadi sepanjang
hingga pasien saat ini terbilang sangat
tinggi. Karenanya, penerapan skema perusahaan asuransi menunjukkan
itu berpeluang mengurangi overutilitas komitmen pelayanan klaim yang lebih
yakni penggunaan diagnosis medis dan baik dan adanya upaya penurunan
pengobatan yang berlebihan dengan
dalih ’mumpung ada asuransi’. premi sebagai kompensasi atas
Lebih lanjut, Irvan meyakini, berlakunya tanggungan sendiri atau
mekanisme co-payment juga tidak
akan menurunkan minat masyarakat di co-payment.
tengah situasi biaya inflasi medis yang
sedang memanas. Kendati demikian, Irvan Rahardjo, Pengamat Asuransi
dirinya menekankan pentingnya
edukasi kepada masyarakat terutama
nasabah agar mereka memahami secara
menyeluruh mengenai yang merupakan sebagai jaring pengaman untuk menjaga kebutuhan masyarakat.
bentuk pembagian risiko guna menjaga stabilitas keuangan keluarga. Menteri Kesehatan Budi Gunadi
keberlanjutan layanan asuransi. Co-Founder Lifepal Benny Fajarai Sadikin merespons upaya OJK yang
Chief Health Officer Prudential mengaku Lifepal menyambut baik menerbitkan SEOJK Nomor 7 Tahun
Indonesia Yosie William Iroth mengaku terbitnya SEOJK Nomor 7 Tahun 2025 2025 dalam rangka menyehatkan
pihaknya terus melakukan pemantauan yang ditujukan untuk memperkuat kinerja asuransi kesehatan di Indonesia.
terhadap dampak penerapan aturan ekosistem asuransi kesehatan di Menurutnya mekanisme yang ada di
tersebut termasuk bagaimana peluangnya Indonesia. SEOJK itu dinilai merupakan dalam SEOJK itu bisa memberikan
kepada kenaikan lapse rate atau langkah strategis guna memperkuat efek positif terutama mendidik para
penghentian polis oleh nasabah. Kendati kepercayaan masyarakat terhadap pemegang polis asuransi agar lebih
demikian, dirinya cukup pede hal itu asuransi. Selain meningkatkan standar bisa menjaga kesehatan atau tidak
bisa diminimalisir mengingat kesadaran perlindungan konsumen, aturan ini mudah sakit. Dengan kata lain, SEOJK
masyarakat tentang pentingnya proteksi juga bisa mendorong seluruh pelaku yang diluncurkan membuat masyarakat
kesehatan tetap tinggi terutama industri untuk mempercepat digitalisasi lebih menyadari arti penting kesehatan,
usai pandemi covid-19 melanda. dan memberikan layanan yang lebih perlindungan atau proteksi, dan layanan
Perlindungan asuransi dinilai relevan informatif, mudah dipahami, serta sesuai kesehatan.*
www.stabilitas.id Edisi 216 / 2025 / Th.XXI 51

