Page 63 - Stabilitas Edisi 216 Tahun 2025
P. 63
alam lanskap keuangan
digital yang semakin
kompleks, penjahat tidak
Dhanya membidik lembaga
keuangan dengan harapan bisa mendapat
tebusan, namun juga sudah mulai
mengincar otoritas keuangan. Hal ini
menjadi alarm agar lembaga pengawas
di industri keuangan untuk segera
meningkatkan sistem keamanannya. SERING KALI
Salah satu otoritas yang mengaku ORANG BERPIKIR
mendapat serangan siber secara intensif
adalah Lembaga Penjamin Simpanan TEKNOLOGINYA
(LPS). Menurut pejabat lembaga itu, YANG BELUM
pihaknya dihantam serangan Distributed CUKUP CANGGIH.
Denial of Service (DDoS) dengan
intensitas luar biasa antara 17 Juni PADAHAL AKAR
hingga 3 Juli 2025. Tercatat 2,2 miliar PERMASALAHANNYA
serangan dalam kurun waktu hanya dua
pekan. Dalam lima menit saja, bisa terjadi ADA PADA
100 juta serangan —sebuah angka yang KEMANDIRIAN
menempatkan serangan terhadap LPS
sebagai salah satu yang terbesar keempat TEKNOLOGI, SENSE Monang Siringoringo,
di dunia. OF BELONGING, DAN Direktur Group Sistem Informasi
“Serangannya kencang banget. Tapi LPS
kita berhasil bertahan. Itu karena kami SENSE OF CRISIS.
sudah membangun fondasi keamanan
sejak lama,” ujar Purbaya Yudhi Sadewa,
Ketua Dewan Komisioner LPS, dalam
temu media di Jakarta, awal Juli 2025
lalu.
Sejak 2021, LPS telah
menginvestasikan dana yang cukup besar
untuk memperkuat sistem informasi
dan keamanan siber mereka. Bahkan,
lembaga itu merekrut ”white hat hackers”
—peretas etis— untuk secara berkala
menguji dan memperbarui sistem dari yang terjadi tahun ini berasal dari lebih canggih. Padahal akar permasalahannya
dalam. dari 44 juta IP address dari 40 negara, ada pada kemandirian teknologi, sense
Hal itu dilakukan demi memastikan di antaranya dari AS, Jerman, Vietnam, of belonging, dan sense of crisis,” tegas
ketahanan sistem LPS yang memiliki hingga Indonesia sendiri. Di puncaknya, Monang.
tugas utama menjamin simpanan nasabah 25 Juni 2025, tercatat 34 juta hit per Dia juga mengingatkan bahwa
bank dan turut aktif dalam memelihara detik dengan total bandwidth mencapai kemandirian teknologi merupakan
stabilitas sistem perbankan. LPS juga 960 gigabit per detik —angka yang setara fondasi utama dalam pertahanan
bertugas melakukan penanganan bank dengan kapasitas jaringan digital sebuah siber nasional. Selama ini, institusi
gagal, baik yang berdampak sistemik negara kecil. di Indonesia dinilai masih sangat
maupun tidak. Namun, dalam sebuah pernyataan bergantung pada produk atau sistem
Dengan tugas dahsyat tersebut tidak kepada salah satu media, Monang buatan luar negeri. Hal ini sebenarnya
mengherankan jika para peretas juga menekankan bahwa tangguhnya membuka celah keamanan yang tidak
mengincar untuk bisa masuk sistem LPS. pertahanan siber tidak hanya soal dapat sepenuhnya dikendalikan sendiri.
Menurut Monang Siringoringo, Direktur alat, tapi juga sikap. “Sering kali orang “Terlalu dependensi dengan produk yang
Group Sistem Informasi LPS, serangan berpikir teknologinya yang belum cukup dibikin oleh bukan kita. Jadi kita tidak
www.stabilitas.id Edisi 216 / 2025 / Th.XXI 63

