Page 64 - Stabilitas Edisi 216 Tahun 2025
P. 64

siber seringkali datang secara tidak
                                                                               terduga, pola yang berubah-ubah, dan
                                                                               dirancang secara sistematis, sehingga
                                                                               tidak bisa ditangani hanya dengan
                                                                               pendekatan standar. LPS sendiri
                                                                               menghadapi berbagai macam serangan
                                                                               siber dan terus memastikan seluruh
                                                                               sistem terproteksi dengan baik.
                                                                                  Ke depan, tantangan keamanan
                                                                               siber di sektor keuangan akan semakin
                                                                               kompleks. Teknologi baru seperti
                                                                               kecerdasan buatan (AI), blockchain, dan
                                                                               komputasi kuantum membuka peluang
                                                                               baru, namun juga menciptakan celah
                                                                               keamanan yang belum sepenuhnya
                                                                               dipahami.

                                                                               Target Bernilai Tinggi
                                                                                  Harus diakui, industri keuangan
                                                                               memang menjadi target favorit
                                                                               para penjahat siber. Hal itu tidak
                                                                               mengherankan mengingat lembaga itu
                                                                               mengelola uang dalam jumlah yang lebih
                                                                               besar ketimbang industri lain. Selain itu,
                                                                               sektor ini juga menyimpan informasi
                                                                               sensitif bernilai miliaran rupiah —dari
                                                                               data nasabah, rekam transaksi, hingga
                                                                               sistem pengelolaan keuangan negara.
                                                                                  Menurut data Financial Services
                                                                               Information Sharing and Analysis Center
                                                                               (FS-ISAC), lebih dari 30 persen serangan
                                                                               siber dunia menargetkan lembaga
                                                                               keuangan setiap tahun. Ancamannya
                           LPS dihantam                                        bisa berupa phishing, malware, hingga
                    serangan Distributed    bisa kontrol penuh terhadap perangkat-  ransomware yang dapat melumpuhkan
                        Denial of Service   perangkat itu,” ujar Monang.       seluruh sistem.
                         (DDoS) dengan         LPS juga menyoroti pentingnya SDM   Beberapa tahun lalu, Bank Sentral
                     intensitas luar biasa   yang bekerja di sistem IT untuk memiliki   Bangladesh ditembus peretas dan
                  antara 17 Juni hingga 3   sense of belonging yang kuat terhadap   kehilangan 81 juta dollar AS akibat
                   Juli 2025. Tercatat 2,2   sistem, data, dan tanggung jawab   serangan via sistem SWIFT pada 2016.
                   miliar serangan dalam    kelembagaan. Tanpa komitmen yang   Di Indonesia, serangan ransomware
                      kurun waktu hanya     tinggi dari lini pertahanan siber, maka   terhadap perusahaan multifinansial
                             dua pekan.     upaya menjaga keamanan siber hanya   pada 2021 membuat operasional lumpuh
                                            menjadi rutinitas administratif yang   seminggu penuh.
                                            mudah ditembus oleh serangan.         Tak heran, IBM Cost of a Data Breach
                                               Kemudian, tim IT di suatu institusi   Report 2023 mencatat bahwa kerugian
                                            atau organisasi juga penting memiliki   rata-rata sektor keuangan akibat
                                            sense of crisis, yaitu kesadaran kritis dan   kebocoran data mencapai 5,9 juta dollar
                                            kesiapsiagaan tinggi untuk merespons   AS per insiden — hanya kalah dari sektor
                                            dengan cepat dan tepat saat menghadapi   kesehatan.
                                            indikasi ancaman siber.               Sayangnya, Indonesia termasuk
                                               Monang mengingatkan, serangan   negara yang masih sangat rentan


         64   Edisi 216 / 2025 / Th.XXI    www.stabilitas.id
   59   60   61   62   63   64   65   66   67   68   69