Page 30 - Stabilitas Edisi 191 Tahun 2022
P. 30
Saat ini terdapat risiko baru
yang sekarang sedang didiskusikan
dampaknya yaitu risiko fragmentasi
perekonomian global. Yang maju
makin maju, yang menderita semakin
menderita, artinya ada fragmentasi:
ada yang bagus, ada yang parah, dan
ada yang modest. Risiko fragmentasi ini
tidak bisa diabaikan karena dalam dunia
yang terkoneksi satu sama lain dengang
baik, implikasinya besar. Bisa itu terkait
dengan isu isu disrupsi dan isu-isu lain
yang akan sangat kental mewarnai 2023.
Yang ditandai dengan beberapa dampak
yang berbeda antara satu kelompok
negara dengan negara lain.
Contoh China tumbuh 5 persen,
lebih tinggi dari rata-rata emerging
market yang 3,7 persen. Sementara
Muliaman Hadad, negara negara maju mengalami near
recession. Rata-rata negara maju ini
Dubes RI untuk Swiss dan Liechtenstein diwakili oleh G10, kelompok 10 negara
maju, pertumbuhannya 0,3 persen saja.
ekonomi Global Sehingga di sini kita melihat sudah ada
fragmentasi yang dampaknya terhadap
akan Hadapi Risiko ekonomi global saya harap tidak terlalu
mendasar.
Secara keseluruhan mungkin kita
Fragmentasi dapat mengatakan bahwa pada tahun
2023 situasinya relatif akan berlanjut
pada tahun 2024 dengan degree yang
lebih modest. Sehingga banyak pihak
Salah satu risiko yang harus diwaspadai mengatakan dua tahun ini, tahun 2023-
oleh seluruh pelaku usaha adalah risiko 2024 menjadi two weak years, artinya dua
tahun yang lemah. Dengan pelemahan
keterpisahan dampak Covid-19 pada ekonomi global yang agak ekstrem.
Bahkan Direktur IMF ketika pidato di
pertumbuhan ekonomi. Yang maju makin maju, Bali dan pertemuan ASEAN di Kamboja
yang menderita makin menderita. mengatakan bahwa, probability ekonomi
global tumbuh di bawah 2 persen cukup
besar. Probability-nya sekitar 25 persen.
Menurut saya perlu mendapat perhatian,
enurut IMF tahun 2023 dunia ini antara negara maju dan kalau IMF memperkirakan probability
ekonomi global akan berkembang, secara rata-rata situasi tumbuh di bawah 2 persen ekonomi
tumbuh sekitar 2,7 persen, tidak mengalami resesi parah, tetapi global itu akan terjadi, saya pikir
Mtetapi menurut Morgan hanya istilahnya, near recession. Mudah dampaknya akan cukup serius. Apalagi
Stanley 2,2 persen. Jadi memang sedikit mudahan ini yang terjadi, sebab kalau ditambah dengan risiko fragmentasi yang
gloomy perkiraan ekonomi 2023. Kita tetap betul-betul resesi dan parah saya pikir tadi saya sudah sampaikan.
harus menjaga fundamental dengan baik, dampaknya akan signifikan kepada Juga ada risiko financing gap. Di
karena jika dibandingkan dengan peer ekonomi kita. Sementara di emerging Indonesia mungkin situasinya agak
group, Indonesia relatif lebih baik. economies pada 2023 diharapkan recover beda karena pertumbuhan kredit masih
Tahun 2023, kalau kita bagi ekonomi modestly, pemulihannya lumayan bagus. double digit, sekitar 11 persen, tapi
30 Edisi 191 / 2022 / Th.XVIII www.stabilitas.id

