Page 34 - Stabilitas Edisi 191 Tahun 2022
P. 34
RISET
Gambar 1. Perkembangan Inflasi Bulanan (y-o-y) (Persen) “Dua sejoli” di atas yakni inflasi dan
suku bunga acuan yang kompak naik
memiliki dampak tidak baik bagi ekonomi.
Meskipun bisa disadari bahwa kebijakan
kenaikan suku bunga acuan adalah
respons atas inflasi, tapi ada kebijakan
yang perlu dipersiapkan untuk merespons
dampaknya. Satu hal dampak yang tidak
bisa dihindari adalah kenaikan tingkat
suku bunga perbankan. Akibat dari hal
tersebut adalah daya saing usaha akan
tergerus.
Rentetan berikutnya adalah
ancaman PHK yang semakin besar.
Hari-hari ini sudah kita saksikan berita
PHK dari beragam industri eksisting,
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2022 meski penciptaan lapangan kerja
baru juga tercipta. Sektor usaha yang
Melihat tren kenaikan inflasi yang Memasuki Agustus 2022, tingkat mendapat ancaman PHK adalah sektor
terus melonjak, suku bunga tidak bisa suku bunga acuan naik menjadi 3,75. yang berorientasi ekspor dan bukan
diredam lebih lanjut. Setelah anteng di Disusul pada 22 September naik menjadi berdasarkan sumber daya alam mineral.
angka 3,5 persen, 7 – days repo rate BI 4,25, naik 0,5 bps.Kemudian pada 20 Sektor yang mendapat ancaman
dinaikkan bertahap hingga menuju level Oktober 2022 naik menjadi 4,75. Pada 17 PHK adalah sektor industri tekstil, alas
5,25 persen di 20 Oktober 2022. Seperti November naik menjadi 5,25. Terakhir kaki, dan furniture. Alasan utama kenapa
diketahui, sejak awal tahun 2022, suku per 22 Desember 2022, Bank Indonesia ancaman PHK menghantui sektor
bunga acuan bank sentral berada pada kembali menaikkan suku bunga acuannya tersebut adalah penurunan permintaan
angka 3,5 persen. sebesar 0,25 bps menjadi 5,5 persen. global akibat perlambatan ekonomi
global. Celakanya, ketiga jenis industri
tersebut adalah industri padat karya.
Kenaikan harga BBM menjadi
ancaman badi ekonomi domestik. Eskalasi
konflik Russia-Ukraina yang belum terlihat
ujung akhirnya akan menjadikan harga
komoditas bertengger tinggi dan susah
turun. Terlebih ditambah inflasi, maka
akan nada tambahan pukulan kenaikan
harga komoditas, terutama energi baik
global maupun domestik
Tantangan berikutnya adalah
tahun politik yang membawa banyak
ketidakpastian. Salah satu yang belum
dibaca namun sangat penting di dalam
negeri adalah tahun depan adalah
kontestasi dari calon-calon Presiden
untuk masa jabatan periode 2024-2029.
Di saat yang sama, presiden saat ini akan
meninggalkan legasi bagi masyarakat
dengan kebijakan populis.
Ketidakpastian yang muncul
antara lain kebijakan ekonomi yang
telahdiputuskan sebelumnya apakah
masih dilanjutkan atau tidak. Tahun
34 Edisi 191 / 2022 / Th.XVIII www.stabilitas.id

