Page 69 - Stabilitas Edisi 191 Tahun 2022
P. 69

i era modern, isu yang
                   paling kerap muncul terkait
                   lingkungan adalah emisi
          Dkarbon. Bahkan memasuki
          milenium ketiga, isu untuk mengurangi
          emisi karbon itu telah melembaga. Kini
          pembahasannya berkembang pada
          penetapan harga karbon.
            Pemerintah Indonesia punya
          komitmen kuat untuk mengurangi proses               di sini lah
          pelepasan karbon ke lapisan atmosfer       indonesia daPat
          bumi, sejalan dengan Perjanjian Paris
          yang merupakan kesepakatan global          melangKah dan
          untuk mengurangi efek perubahan              memanfaatKan
          iklim 2015. Komitmen negara-               KeUnggUlannya
          negara dinyatakan melalui Nationally
          Determined Contribution (NDC) untuk                    sebagai
          periode 2020-2030, ditambah aksi pra-      PemimPin UntUK
          2020.
            Pemerintah melalui Kementerian              menggUnaKan
          Energi dan Sumber Daya Mineral               inisiatif bUrsa
          (ESDM),  menargetkan penurunan emisi
          Gas Rumah Kaca (GRK) sebesar 231,2           Karbon dalam              Mahendra Siregar,
          juta ton CO2 pada 2025 guna mencapai             memberiKan            Ketua OJK
          nol emisi karbon (Net Zero Emission/
          NZE) pada 2060.                                    alternatif
            Direktur Aneka Energi Baru dan           Pembiayaan bagi
          Energi Terbarukan Kementerian ESDM
          Andriah Feby Misna mengatakan target              seKtor riil.
          penurunan emisi yang terdekat pada
          2025 akan dilakukan melalui beberapa
          langkah. Di antaranya dari sisi pasokan
          dilakukan melalui pemanfaatan PLTS
          atap, percepatan waste to energy,   internasional. Sebab, jika tidak   “OJK bersama industri jasa keuangan
          pengembangan PLTBm skala kecil, dan   menurunkan emisi dan efek rumah kaca,   siap mendukung inisiatif ini,” kata Ketua
          penambahan PLTA.                  berdasarkan data resmi, disebutkan   Dewan Komisioner OJK Mahendra
            Tak hanya pemerintah, regulator   pada 2024 Indonesia akan mengalami   Siregar, akhir September silam.
          sektor keuangan juga diminta      kerugian sekitar Rp115 triliun.       Mantan Wakil Menteri Luar Negeri
          berkontribusi. Otoritas Jasa Keuangan   OJK juga menerbitkan peta jalan   itu berpandangan penetapan harga
          (OJK) kemudian bergerak dengan    (roadmap) fase I 2015-2019 mengenai   karbon yang diinisiasi oleh pemerintah
          memberikan insentif dan disinsentif.   sustainable finance untuk membangun   dapat memberikan insentif untuk
          OJK mengiming-imingi insentif kepada   kesadaran para pelaku industri tentang   mengurangi emisi dan disinsentif bagi
          para pelaku industri kategori taksonomi   pentingnya keuangan berkelanjutan.   perusahaan yang memproduksi lebih
          hijau yang berhasil mengurangi emisi   Pembiayaan tersebut penting, karena   dari batas yang ditoleransi. Apalagi,
          karbon. Sedangkan bagi yang belum, OJK   untuk menurunkan emisi dibutuhkan   dengan kondisi geografis Indonesia yang
          akan memberikan disinsentif.      biaya besar dan tidak ada satu negara pun   memiliki hutan tropis terbesar ketiga di
            Selain itu, langkah tersebut juga   yang bisa melakukannya sendiri.    dunia, Indonesia bisa memiliki banyak
          menjadi dukungan OJK terhadap        Paling baru, wasit jasa keuangan   keuntungan dari perdagangan emisi
          komitmen Indonesia dalam menurunkan   itu terus menyiapkan penyelenggaraan   karbon global.
          emisi dan gas rumah kaca pada 2030   bursa karbon untuk mendukung inisiatif   “Di sini lah Indonesia dapat
          sebesar 29 persen melalui upaya   pemerintah menetapkan harga karbon   melangkah dan memanfaatkan
          sendiri, serta 41 persen lewat bantuan   dalam upaya mengatasi perubahan iklim.   keunggulannya sebagai pemimpin


                                                                             www.stabilitas.id   Edisi 191 / 2022 / Th.XVIII  69
   64   65   66   67   68   69   70   71   72   73   74