Page 70 - Stabilitas Edisi 191 Tahun 2022
P. 70
pembiayaan tidak hanya berperan
dalam mengkatalisis transisi menuju
energi baru terbarukan, tetapi juga
menunjukkan bahwa peralihan ini
menguntungkan dalam jangka panjang.
Ia menegaskan sektor pembiayaan
Indonesia siap untuk memainkan
peranannya.
Karena itU Kita Tantangan
bUtUh Kolaborasi Akan tetapi meski penerapan
yang baiK. Kita perdagangan karbon khususnya bursa
karbon sudah dipersiapkan, namun
ingin melahirKan pembahasan terkait harga karbon di
ProdUK yang forum Trade, Investment, and Industry
Ministerial Meeting (TIIMM) G20
hijaU, tetaPi yang digelar pada 22-23 September
Kita jUga ingin 2022 masih belum menemukan titik
terang. Hal itu dikonfirmasi oleh
sUatU Kolaborasi Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil
yang saling Lahadalia.
Bahlil dalam pertemuan World
Bahlil lahadalia, mengUntUngKan Economic Forum (WEF) Annual Meeting
Menteri Investasi/Kepala BKPM dalam rangKa 2022 di Davos, Swiss pada Mei 2022
sempat memberikan masukan terkait
investasi. Perjanjian Paris. Masukan itu dilakukan
lantaran dirinya memandang ada
ketidakadilan harga karbon antara negara
maju dan negara berkembang. Pasalnya,
harga karbon di negara maju jauh lebih
mahal yakni 100 dollar AS, sepuluh kali
lebih tinggi dibandingkan dengan negara
berkembang.
untuk menggunakan inisiatif bursa fit tetapi juga lengkap mulai dari Hal itu tentu sangat disayangkan
karbon dalam memberikan alternatif infrastruktur primer, sekunder, dan mengingat sumber karbon paling besar
pembiayaan bagi sektor riil,” jelas pasar sehingga dapat mendukung justru berada di negara berkembang.
Mahendra. beroperasinya bursa karbon, serta Sebut saja limpahan kekayaan alam
Dengan hutan tropis seluas 125 mekanisme pengawasan yang sesuai lahan gambut, mangrove, karang, hingga
juta hektare, tambahnya, Indonesia untuk pasar karbon. “Agar selaras dengan area hutan yang masih alami yang justru
diperkirakan mampu menyerap 25 miliar target nasional yang ditetapkan dalam banyak tersebar di negara berkembang.
ton karbon, belum termasuk hutan bakau Nationally Determined Contribution,” Jika dihargai murah bisa saja apa yang
dan gambut, sehingga diperkirakan kata Mahendra. dimiliki negara berkembang saat ini bisa
bisa menghasilkan pendapatan senilai OJK berharap regulasi terkait terkikis.
565,9 miliar dollar AS dari perdagangan payung hukum mengenai otoritas ‘’Ketika ini tidak mampu kita mediasi
karbon. Untuk mendukung peluang itu, penyelenggaraan dan operasional dan mitigasi secara baik, maka saya
dibutuhkan kerangka regulasi yang jelas perdagangan karbon khususnya melalui tidak menjamin rakyat sekitar hutan
mengatur mengenai kewenangan dan bursa karbon dapat segera diterbitkan akan memelihara hutan. Dan negara
pengoperasian bursa karbon, baik untuk sehingga dapat mempercepat tujuan berkembang belum punya cukup kapital
perdagangan dalam negeri maupun luar pencapaian NDC Indonesia serta target untuk melakukan investasi hal ini.
negeri. implementasi net zero emission pada Karena itu kita butuh kolaborasi yang
Selain itu, juga harus memastikan 2060. baik. Kita ingin melahirkan produk
perangkat infrastruktur tidak hanya Lebih lanjut, Mahendra yakin sektor yang hijau, tetapi kita juga ingin suatu
70 Edisi 191 / 2022 / Th.XVIII www.stabilitas.id

