Page 69 - Stabilitas Edisi 206 Tahun 2024
P. 69

persen, dan imbal hasil SUN 10 tahun
          kembali menembus 7 persen.
            Menurut Risa, perubahan ekspektasi
          suku bunga global, pelemahan rupiah,
          dan sentimen terkait outlook fiskal
          juga menekan pasar obligasi Indonesia.
          Walaupun mengalami tekanan, kami
          melihat peluang valuasi yang menarik di
          pasar obligasi Indonesia.
            “Saat ini selisih imbal hasil obligasi
          pemerintah dan UST berada pada level
          tertinggi dalam satu tahun terakhir,
          menciptakan potensi investasi menarik
          di siklus akhir menjelang pemangkasan
          suku bunga. Jika kita bandingkan dengan
          negara di kawasan Asia, selisih imbal
          hasil obligasi Indonesia menjadi yang
          tertinggi, bahkan di atas India. Ditambah
          lagi, CDS 5 tahun yang menggambarkan
          persepsi risiko bagi investor untuk
          berinvestasi di Indonesia sudah terlihat
          stabil,” demikian Risa.
            Di sisi lain, Tim Analis Bareksa dalam
          proyeksinya memperkirakan BI akan
          menerapkan kebijakan moneter yang
          lebih berani ke depannya, terutama saat
          terjadi pelemahan dolar AS ke depannya
          akibat perubahan dari kekuatan ekonomi
          global yang tadinya berfokus ke Barat
          menjadi ke Timur.
            Mempertimbangkan beberapa
          kondisi tersebut, investor disarankan
          mengakumulasi investasi secara bertahap   mencapai Rp2,8 triliun. Kemudian   Memasuki semester
          di reksadana pendapatan tetap basis   Allianz Fixed Income Fund 2 memberi   kedua tahun ini beberapa
          obligasi pemerintah. Hal itu dilakukan   return YTD 0,65 persen, satu tahun   pandangan awal mengenai
          untuk memanfaatkan potensi momentum   5,88 persen, dan 16,64 persen untuk tiga   kondisi makro global
          penguatan pasar obligasi.         tahun.                                2024 ternyata tidak sesuai
            Bareksa, marketplace finansial     AUM Allianz Fixed Income Fund 2    ekspektasi, terutama yang
          dan investasi pertama di Indonesia,   per 25 Maret 2024 sebesar Rp97 miliar.   berkaitan dengan inflasi
          memprediksi rentang yield acuan   Dan ketiga adalah Majoris Sukuk Negara   arah suku bunga Fed
          Obligasi Pemerintah RI 10 tahun berada   Indonesia, dengan return YTD sebesr   Funds Rate (FFR).
          di 6,7-7 persen, bisa menjadi rentang   0,86 persen, lalu 6,06 persen untuk
          ideal untuk melakukan aksi akumulasi   setahun, dan 11,39 persen untuk return
          investasi.  Beberapa produk reksadana   tiga tahun. Adapun AUM Majoris Sukuk
          pendapatan tetap berbasis obligasi   Negara mencapai Rp272 miliar per Maret
          pemerintah yang bisa dipertimbangkan   2024.                         mayoritas mengalokasikan portofolio
          ialah Manulife Obligasi Negara Indonesia   Selain reksadana obligasi pemerintah,   investasinya di obligasi korporasi, namun
          II Kelas A dengan return 0,17 persen   Bareksa juga merekomendaiskan investor   ada yang masih memiliki porsi di obligasi
          untuk YTD, lalu 5,35 persen utuk satu   untuk bisa melakukan diversifikasi   pemerintah untuk mendorong kinerja. Di
          tahun, dan 15,14 persen untuk 3 tahun,   investasi di reksadana berbasis obligasi   antaranya seperti reksadana Syailendra
          dengan dana kelolaan (asset under   korporasi untuk menjaga kestabilan   Pendapatan Tetap Premium (SPTP) dan
          management/ AUM) per 25 Maret 2024   portofolio. Beberapa reksadana ini   Trimegah Dana Tetap Syariah (TDTS).*


                                                                             www.stabilitas.id   Edisi 206 / 2024 / Th.XVIII  69
   64   65   66   67   68   69   70   71   72   73   74