Page 73 - Stabilitas Edisi 206 Tahun 2024
P. 73

sanksi terhadap hal tersebut. Tapi proses                            depresiasi fasilitas dan mesin produksi.
          pemeriksaan telah kami lakukan,” ujar                                “Dengan keterbatasan modal ini, kondisi
          Inarno dalam Konferensi Pers RDK                                     perseroan, khususnya produksi obat,
          Bulanan pada 10 Juni silam.                                          hanya bisa fokus pada produksi untuk
            Inarno menegaskan, di pasar modal,                                 pemenuhan kontrak dari Pemerintah,”
          OJK selalu mengingatkan emiten                                       ungkapnya.
          untuk terus mengedepankan prinsip                                       Terpisah, pengamat BUMN, Toto
          keterbukaan dan harus menerapkan                                     Pranoto menuturkan, Kementerian
          prinsip tata kelola yang baik.  “OJK juga                            harus terus mengawal transformasi
          telah mengatur keterbukaan kepada                                    yang dilakukan Indofarma, agar bisa
          seluruh emiten dan peraturan terkait                                 memperbaiki kondisi perusahaan.
          tata kelola, contohnya peraturan terkait                             “Transformasi perusahaan perlu
          fungsi internal audit dan juga komite                                dilaksanakan lebih serius, terutama aspek
          audit perseroan,” jelas Inarno.                                      pengelolaan bisnis inti dan pengelolaan
            Sementara itu, Direktur Penilaian                                  risiko yang lebih baik,” ucap Toto.
          Bursa Efek Indonesia I Gede Nyoman                                      Toto mengakui, dalam tiga tahun
          Yetna mengaku, saat ini pihaknya                                     terakhir, kinerja Indofarma memang
          sedang melakukan analisis lebih lanjut                               kurang memuaskan. Persoalan
          atas penyajian laporan keuangan yang                                 utama yang dihadapi adalah
          telah disampaikan Indofarma. Namun,                                  ketidakmampuannya menjalankan
          Indofarma belum menyampaikan       Inarno Djajadi, KEP Pasar         pengelolaan inventori Covid-19 dengan
          laporan keuangan tahun buku 2023.   Modal, Keuangan Derivatif, dan   cukup baik. Alhasil, menjadi beban bagi
            Meski begitu, berkaca dari laporan   Bursa Karbon OJK              kinerja perusahaan.
          keuangan tahunan 2020-2022, emiten                                      Lantas, kondisi tersebut diperburuk
          tersebut memperoleh opini Wajar Tanpa                                dengan tindakan penyelewengan
          Pengecualian (WTP). “Bursa sedang                                    keuangan yang dikerjakan anak
          melakukan analisis lebih lanjut atas                                 perusahaan, PT Indofarma Global Medika
          laporan keuangan Indofarma. Dan   OJK juga berkoordinasi             (IGM). Selanjutnya, Bio Farma selaku induk
          me mantau pemberitaan atas hasil   dengan Kementerian                Holding BUMN Farmasi, memiliki tanggung
          pemeriksaan lebih lanjut oleh Jaksa                                  jawab terkait kondisi anak perusahaan.
          Agung,” jelas Yetna.              BUMN terkait kasus                    “Namun bantuan finansial ini tentu
                                                                               ada batasnya. Karena kinerja keuangan
          Modal Terbatas                    tersebut. Tentunya bila ada        yang tidak baik yang terus menerus terjadi
            Menanggapi hal ini, Direktur Utama   pelanggaran, kami pasti       di Indofarma, tentu berdampak pada sisi
          Indofarma Yelindriani menjelaskan,                                   likuiditas dari Bio Farma, sebagai induk
          kerugian yang dialami perusahaan dan   akan memberikan sanksi        usaha,” tegasnya.
          tertundanya pembayaran gaji karyawan   terhadap hal tersebut. Tapi      Dan di atas semua itu, kondisi tersebut
          adalah karena tidak optimalnya kinerja                               tentu menambah masalah yang dihadapi
          operasional perseroan akibat modal   proses pemeriksaan telah        oelh Kementerian BUMN dalam upayanya
          kerja yang dimiliki sangat terbatas.                                 meningkatkan kinerja dan memperbaiki
          “Modal kerja yang sangat terbatas   kami lakukan.                    tata Kelola.
          mengakibatkan tingkat produksi yang                                     Toto berharap, Indofarma segera
          tidak optimal. Dan tidak tersedianya                                 melakukan perbaikan dan restrukturisasi
          cukup produk yang dipasok oleh                                       mendasar. Khususnya di sisi bisnis dan
          prinsipal di entitas anak perusahaan,”                               optimalisasi fasilitas produksi. “Indofarma
          katanya.                                                             ini perusahaan farmasi milik BUMN, maka
            Menurut Yelindriani, perseroan                                     mereka harus memperkuat posisinya
          telah melakukan optimalisasi dan                                     sebagai produsen produk obat generik
          efisiensi pengeluaran, tetapi hasilnya                               dan alat kesehatan (alkes) terbaik.
          tidak opti mal. Pasalnya, sebagian besar                             Apalagi permintaan dari pasar yang masih
          komponen biaya merupakan fixed cost                                  dalam ekosistem BUMN, seperti misalnya
          (biaya tetap). Seperti biaya pegawai dan                             pemerintah selalui tersedia,” kata dia.*


                                                                             www.stabilitas.id   Edisi 206 / 2024 / Th.XVIII  73
   68   69   70   71   72   73   74   75   76   77   78