Page 52 - Stabilitas Edisi 204 Tahun 2024
P. 52

perlu melakukan konsolidasi guna
                                                                               memperbesar struktur permodalan. Hal
                                                                               itu diperlukan lantaran tantangan berupa
                                                                               ketidakpastian kian membesar dan perlu
                                                                               dihadapi secara maksimal yang salah
                                                                               satunya melalui penguatan permodalan.
                                                                               Tantangan lainnya yakni digitalisasi
                                                                               hingga persoalan mitigasi risiko iklim
                                                                                  “Sejak saya jadi Ketua Dewan
                                                                               Asuransi Indonesia (DAI) kira-kira 30
                                                                               tahun lalu saya sudah mengungkapkan
                                                                               perlunya industri asuransi nasional
                                                                               melakukan konsolidasi. Jumlah
                                                                               perusahaan terlalu banyak. Terjadi cost
                                                                               inefficiency, over supply, dan berujung
                                                                               pada persaingan yang kurang sehat,”
                                                                               kata Bahder.
                                                                                  Dirinya mengatakan apabila
                                                                               perusahaan asuransi menginginkan
                                                                               menjadi risk underwriter sejati dan
                                                                               broker, maksimal dalam merancang
          Perlunya industri asuransi nasional                                  kontrak pertanggungan bagi semua
          melakukan konsolidasi. Jumlah perusahaan                             pihak yang saling menguntungkan maka
                                                                               dibutuhkan dukungan modal kuat.
          terlalu banyak. Terjadi cost inefficiency, over                      Penguatan modal sangat penting guna
          supply, dan berujung pada persaingan yang                            menaikkan daya saing perusahaan di
                                                                               tengah sengitnya persaingan dan di era
          kurang sehat.                                                        ketidakpastian.
                                                                                  “Kalau perusahaan asuransi ingin
                                                                               jadi risk underwriter yang sejati, kalau
                                                                               perusahaan broker bersemangat
          Bahder Munir Sjamsoeddin, Pengamat Asuransi                          menjadi perantara yang mampu
                                                                               merancang kontrak pertanggungan
                                                                               yang menguntungkan semua pihak dan
          tertulis, penurunan tingkat kesehatan   sanksi kepada perusahaan asuransi.   bertanggung jawab, sebaiknya setiap
          dan/atau penilaian kembali pihak   Adapun kriteria untuk dapat menjadi   perusahaan didukung oleh modal yang
          utama,” kata Ogi, awal Januari silam.  perusahaan induk dalam Kelompok   lebih dari cukup,” tutur bahder.
            Namun sebelum sampai pada batas   Usaha PerAsuransian (KUPA) harus
          waktu tersebut, OJK telah mewajibkan   memiliki ekuitas minimum sebesar   Risiko
          perusahaan asuransi dan perusahaan   KPPE 2, yaitu sebesarRp1 triliun bagi   Namun sayangnya, aturan penguatan
          reasuransi yang saat ini memiliki ekuitas   perusahaan asuransi; Rp2 triliun bagi   modal itu akan memberi luka pada
          di bawah jumlah ekuitas minimum untuk   perusahaan reasuransi; Rp500 miliar   industri asuransi. Asosiasi Asuransi
          menyampaikan rencana pemenuhan    bagi perusahaan asuransi syariah; dan   Umum Indonesia (AAUI) memperkirakan
          ekuitas minimum. Laporan itu wajib   Rp1 triliun bagi perusahaan reasuransi   satu dari enam perusahaan asuransi tidak
          disampaikan kepada regulator paling   syariah. “OJK akan melakukan kajian   akan mampu memenuhi aturan modal
          lambat enam bulan sejak POJK 23/2023   dan analisis kembali mengenai proyeksi   minim yang harus dipenuhi dua tahun
          ditetapkan atau jatuh tempo pada akhir   pemenuhan ketentuan permodalan   dari sekarang itu.
          Juni 2024.                        berdasarkan POJK 23/2023 dimaksud,”   Saat ini AAUI memiliki 82 anggota,
            Ogi menegaskan, OJK akan        kata Ogi.                          yang terdiri dari perusahaan Asuransi
          memantau efektivitas implementasi    Sementara itu, pengamat asuransi   umum/kerugian dan perusahaan
          rencana pemenuhan ekuitas minimum   Bahder Munir Sjamsoeddin memandang   reasuransi (72 Perusahaan Asuransi
          untuk mengurangi potensi pengenaan   industri asuransi di Tanah Air memang   dan tujuh perusahan reasuransi. Serta


         52   Edisi 204 / 2024 / Th.XVIII    www.stabilitas.id
   47   48   49   50   51   52   53   54   55   56   57