Page 53 - Stabilitas Edisi 204 Tahun 2024
P. 53
memiliki 32 cabang yang tersebar Pada sektor Perkembangan Sektor Ada sekitar 10 hingga
dan beroperasi di seluruh wilayah di Perasuransian, Penjaminan, dan Dana maksimal 12 perusahaan
Indonesia. Pensiun (PPDP), akumulasi pendapatan asuransi yang
Ketua AAUI, Budi Herawan premi sektor asuransi selama periode kemungkinan tidak akan
membenarkan dalam perhitungan Januari sampai dengan November mencapai angka ekuitas
dan analisisnya ada sekitar 10 hingga 2023 mencapai Rp290,21 triliun atau
maksimal 12 perusahaan asuransi yang naik 3,56 persen yoy (November Rp250 miliar.
kemungkinan tidak akan mencapai 2022: Rp280,24 triliun). Pertumbuhan
angka ekuitas Rp250 miliar. Meski akumulasi premi asuransi jiwa membaik
demikian, dirinya masih menunggu namun masih terkontraksi sebesar
hasil atau dampak dari penerapan IFRS 7,18 persen yoy dengan nilai sebesar
17 yang diyakini mampu mengubah Rp160,88 triliun per November 2023,
lanskap industri. Terlepas dari itu, dirinya didorong oleh pendapatan premi pada
menegaskan, asosiasi tetap mendukung lini usaha PAYDI. di atas threshold sebesar 120 persen.
penguatan di ekosistem perasuransian Akumulasi premi asuransi umum dan Untuk asuransi sosial, total aset BPJS
Indonesia. reasuransi tumbuh positif 20,97 persen Kesehatan per November 2023 mencapai
Di sisi lain, Rapat Dewan Komisioner yoy (November 2022: 14,06 persen), Rp112,13 triliun, atau tumbuh sebesar
Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menjadi Rp129,33 triliun. Secara umum 0,92 persen yoy. Pada periode yang
pada 3 Januari 2024 menilai stabilitas permodalan di industri asuransi menguat, sama, total aset BPJS Ketenagakerjaan
sektor jasa keuangan nasional terjaga, dengan industri asuransi jiwa dan mencapai Rp719,21 triliun, atau tumbuh
didukung oleh permodalan yang kuat, asuransi umum mencatatkan Risk Based sebesar 11,80 persen yoy. “Akumulasi
likuiditas yang memadai, dan profil Capital (RBC) yang di atas threshold pendapatan premi sektor asuransi selama
risiko yang terjaga sehingga mampu masing-masing sebesar 464,13 persen 2023 mencapai Rp320,88 triliun atau
menghadapi potensi perlambatan dan 348,97 persen (Oktober 2023: tumbuh 3,02 persen yoy,” pungkas Ketua
pertumbuhan ekonomi global. 435,98 persen dan 340,54 persen), jauh DK OJK Mahendra Siregar.*
www.stabilitas.id Edisi 204 / 2024 / Th.XVIII 53