Page 62 - Stabilitas Edisi 204 Tahun 2024
P. 62
kini mampu mengungguli metode
transfer bank, sebanyak 16,2 persen
konsumen memilih paylater sebagai
metode pembayaran yang paling sering
digunakan di lokapasar, sedangkan 10,2
persen konsumen yang memilih metode
pembayaran transfer bank dan virtual
account.
Sementara itu, sebanyak 60,9 persen
responden yang telah menggunakan
pay later menyebutkan bahwa pay later
merupakan kredit pertama yang mereka
dapatkan, terutama bagi Socio-Economic
Status (SES). Riset ini melibatkan 9.239
responden di seluruh Indonesia.
Didominasi anak muda
Tingginya risiko pembiayaan
pada bisnis BNPL juga terjadi karena
konsumen sejauh ini masih didominasi
oleh anak muda. Friderica Widyasari
Dewi, Kepala Eksekutif Pengawas
Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan,
Edukasi, dan Pelindungan Konsumen
OJK, mengatakan bahwa meskipun anak
muda memiliki kemampuan berselancar
di dunia digital, pemahaman tentang
literasi keuangan digital masih minim.
Banyak di antara mereka yang
pembiayaan, yang diutamakan adalah tergoda menggunakan BNPL untuk
Pada momen kecepatan dan pertumbuhan dalam keperluan sehari-hari, tanpa menyadari
lebaran lalu, OJK penyaluran dana. bahwa hal tersebut dapat berujung pada
memproyeksikan “Ini relatif tinggi. Karena perusahaan tumpukan utang yang harus mereka
akan ada pembiayaan pay later mengutamakan bayar. “Kadang hanya buat makan sama
pertumbuhan kecepatan dan pertumbuhan dalam pacarnya, kadang buat beli baju. Mereka
piutang sekitar 11 penyaluran pembiayaan namun belum kan tidak tahu bahwa itu kemudian akan
hingga 13 persen disertai dengan proses kredit poin atau menggunung jadi utang yang mereka
secara tahunan screening yang memadai,” kata dia. harus bayar,” ungkap perempuan yang
Tantangan selanjutnya adalah rata- akrab disapa Kiki.
rata perusahaan pembiayaan pay later Tumpukan utang akibat penggunaan
memiliki tingkat laba yang rendah BNPL juga berpotensi memberikan
dibanding dengan aset yang dikelola. dampak negatif terhadap Sistem
Menurut Mulia, jika tidak dikelola Layanan Informasi Keuangan (SLIK)
dengan benar maka berpotensi bisnisnya setiap debitur. Friderica mengingatkan
tidak akan bertahan lama. “Karena ada bahwa memiliki skor buruk di SLIK
beban marketing yang merupakan beban dapat menyulitkan generasi muda
kerja sama dengan platform, ada promo untuk mendapatkan pekerjaan, karena
cashback, ongkir (ongkos kirim) gratis banyak perusahaan menggunakan SLIK
dan lainnya tapi ini dapat diatasi,” ujar sebagai salah satu syarat dalam mencari
Mulia. kandidat.
Riset dari Kredivo & Kata Data Kiki juga menyoroti kasus di mana
Insight Center menyebut pay later generasi muda mengalami kesulitan
62 Edisi 204 / 2024 / Th.XVIII www.stabilitas.id

