Page 64 - Stabilitas Edisi 184 Tahun 2022
P. 64
mANAJEmEN RISIKO
cukup janggal, karena tidak melihat Dia melanjutkan, regulator akan
kasus ini dalam kacamata pasar modal. mencoba merumuskan regulasi
Pasalnya, kasus ini terkait permasalahan untuk perusahaan yang tidak hanya
restrukturisasi portofolio sehingga bersinggungan dengan pasar modal,
harus ada kejelasan penanganan kasus namun juga industri perasuransian.
hukumnya. Selain itu, pihaknya juga akan meninjau
lagi dari aspek kebijakan investasinya.
Kepastian Hukum Hal ini terutama terkait pengelolaan
Selain mengenai tuntutan hukuman investasi dan pertanggungjawabannya,
mati, persidangan kasus dugaan korupsi kebijakan investasi dan kejelasan
Asabri juga sempat diwarnai kericuhan mengenai tata kelola investasi.
dan memicu kemarahan majelis Di sisi lain, Direktur Utama Bursa
hakim karena para terdakwa menolak Efek Indonesia Inarno Djajadi juga
disidangkan secara bersamaan. Untuk berharap agar tidak ada lagi kasus serupa
diketahui, kasus Asabri ini melibatkan di pasar modal. Dia mengharapkan kasus
delapan terdakwa sehingga agak sulit Asabri ini menjadi kasus terakhir di pasar
untuk disidangkan bersama karena modal dan tidak ada lagi kasus sejenis
dakwaan yang dikenakan juga berbeda. itu.
Karenanya, Reza melihat kericuhan
ini juga semakin memperkeruh iklim Alasan Kuat
perkembangan pasar modal Indonesia. Beberapa hal yang mendorong
Hingga saat ini, pelaku pasar terus penegak hukum menuntut hukuman
Reza Priambada memantau penyelesaian kasus Asabri mati bagi terdakwa adalah karena
ini. “Ketidakpahaman penyidik dalam besarnya dana yang dicuri. Jaksa
memahami kasus di pasar modal meyakini Heru terbukti bersama-
kericuhan ini membuat kasus ini tambah ribut dan sama sejumlah pihak lainnya telah
melakukan korupsi dalam pengelolaan
makin tidak jelas,” katanya.
juga semakin Dia pun tidak berharap adanya dana yang merugikan keuangan negara
memperkeruh iklim kesalahan dalam penanganan kasus sekitar Rp22,78 triliun.
hukum di pasar modal ini mengganggu
Jaksa menilai perbuatan Heru
perkembangan pasar kepercayaan investor. Apalagi saat ini, Hidayat merupakan kejahatan luar
modal Indonesia. kapitalisasi pasar modal Indonesia sudah biasa atau extraordinary crime yang
berbahaya bagi integritas bangsa.
mencapai hampir Rp 7.400 triliun. Oleh
ketidakpahaman karena itu, pihak berwajib disarankan Selain itu perbuatan Heru Hidayat tidak
penyidik dalam untuk lebih bijak dalam menangani kasus mendukung program pemerintah yang
bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dan
dan harus melihat secara komprehensif
memahami kasus latar belakang kasus. nepotisme.
di pasar modal “Jangan semua yang terlihat ada Heru dianggap menyengsarakan
membuat kasus ini trading atau investasi saham PT Hanson ribuan nasabah Asabri sebagai pemilik
International Tbk (MYRX), PT Eureka
dana. Asabri mendapatkan pendanaan
tambah ribut dan Prima Jakarta Tbk (LCGP) dan sejenisnya, yang berasal dari dana program THT
makin tidak jelas. langsung diamankan,” jelas dia. (Tabungan Hari Tua) dan dana program
Reza juga meminta Otoritas Jasa
AIP (Akumulasi Iuran Pensiun) yang
Keuangan (OJK) bisa memberikan bersumber dari iuran peserta Asabri
masukan mengenai dengan penanganan setiap bulannya yang dipotong dari
kasus hukum dengan proses hukum gaji pokok TNI, Polri dan ASN/PNS
yang baik. Menanggapi hal ini, Kepala di Kementerian Pertahanan sebesar 8
Departemen Pengawas Pasar Modal persen. Adapun rinciannya adalah untuk
1A Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Luthfi dana pensiun dipotong sebesar 4,75
Zain Fuady mengatakan, pihaknya persen dari gaji pokok dan untuk THT
akan memperbaiki regulasinya guna dipotong sebesar 3,25 persen dari gaji
mencegah hal serupa terjadi lagi. pokok.
64 Edisi No.184 / Tahun 2022 www.stabilitas.id

