Page 68 - Stabilitas Edisi 184 Tahun 2022
P. 68
mANAJEmEN RISIKO
existing, samping terus mencari nasabah masa restrukturisasi selesai pada Maret
baru. 2022, portofolio yang sehat sudah
“Jadi, nasabah existing itu akan mendekati 90 persen, ungkap dia.
bertumbuh dari sisi piutang, apalagi Suwandi mengimbau agar pelaku
saat ini kami sudah diperbolehkan usaha multifinance tetap menjaga
menyalurkan dana tunai,” imbuh kualitas pembiayaan. Pasalnya, meski
Suwandi. pertumbuhan belum tinggi, namun jika
Adapun berdasarkan data OJK, kualitas pembiayaan dan NPF bisa dijaga
lini usaha pembiayaan lainnya, dengan baik, maka pendapatan dan laba
termasuk dana tunai di dalamnya juga bisa meningkat. Apabila hal tersebut
memang mencatat pertumbuhan yang terjadi, maka industri multifinance bisa
signifikan. Lini tersebut tercatat tumbuh kembali pada situasi sebelum pandemi.
180 persen, dari Rp 158 miliar pada Di sisi lain, APPI juga menyambut
September 2020 menjadi Rp443 miliar baik rencana OJK untuk memberikan
pada September 2021. relaksasi lanjutan bagi industri
Sementara itu, data OJK juga keuangan non bank (IKNB), termasuk
menerangkan per 18 Oktober 2021ada multifinance sampai dengan April 2023.
5,19 juta kontrak piutang pembiayaan Salah relaksasi lanjutan yang relevan
multifinance yang restrukturisasi dengan bagi multifinance adalah mengenai
nilai Rp216,22 triliun. OJK menilai, pelaksanaan penilaian kemampuan
pembiayaan restrukturisasi Covid-19 dan dan kepatutan yang lebih fleksibel dan
jumlah debitur di Oktober 2021 terus disesuaikan dengan penerapan status
Djaja Suryanto Sutandar bergerak turun dengan tren melandai PPKM.
dibandingkan bulan sebelumnya. Peran Kemudian, sebagai wakil dari pelaku
restrukturisasi sangat besar menekan industri pembiayaan, Suwandi juga
Penduduk tingkat NPF dari multifinance sehingga menginginkan adanya restrukturisasi
lanjutan apabila hal itu juga diterapkan
sektor jasa keuangan terjaga dengan
berpenghasilan baik. di industri perbankan. Apabila relaksasi
menengah ke Restrukturisasi Pembiayaan ini dilanjutkan, maka bisa membantu
restrukturisasi piutang pembiayaan
bawah diperkirakan Sementara dari sisi pembiayaan nasabah yang belum membaik.
Hal itu penting mengingat di
meningkat Pada bermasalah, industri multifinance industri telah terjadi penyusutan jumlah
mencatat peningkatan non performing
2021 ini saja sudah financing (NPF), dari 3,89 persen pelaku multifinance karena masalah
ada tren meningkat. pada September 2021 menjadi 3,89 permodalan. Catatan OJK, jumlah
multifinance terus susut dari setidaknya
persen di posisi Oktober 2021. Namun
kami melihat para demikian, NPF itu jauh lebih baik jika pada Januari 2021 sebanyak 175
pekerja di sektor dibandingkan posisi Oktober 2020 entitas menjadi sebanyak 164 entitas
menengah ke bawah yang mencapai 4,71 persen. Dari sisi di September 2021. Penguatan modal
tak bisa dpungkiri menjadi faktor yang
permodalan, multifinance mencatatkan
sudah membaik penurunan gearing ratio dari 1,95 kali tidak bisa dielakkan lagi bagi pemilik
pendapatannya. pada September 2021 menjadi 1,93 kali perusahaan pembiayaan.
pada Oktober 2021.
Suwandi meyakini, penurunan Pelaku Industri
salah satu rasio kualitas aset itu Di sisi lain, pelaku industri juga
menggambarkan bahwa banyak optimistis pembiayaan bisa meningkat
portofolio bermasalah sudah berhasil pada 2022. Hal ini seiring membaiknya
ditangani dengan baik. Pihaknya pun perekonomian tanah air setelah terkena
optimistis tren tersebut akan terus dampak pandemi Covid-19.
berlanjut di sampai akhir tahun ini dan Presiden Direktur PT Wahana
hingga awal 2022. “NPF akan tetap stabil Ottomitra Multiartha (WOM) Finance
di kisaran itu. Harapan kami menjelang Djaja Suryanto Sutandar mengatakan,
68 Edisi No.184 / Tahun 2022 www.stabilitas.id

