Page 72 - Stabilitas Edisi 184 Tahun 2022
P. 72
mANAJEmEN RISIKO
dan transisi energi yang seluruhnya Efek Permanen
memerlukan koordinasi kebijakan Sementara itu, para ekonom dan
antarnegara. pengamat menilai bahwa normalisasi
Menjawab kebutuhan global ini, kebijakan moneter AS tak pelak akan
Pemerintah Indonesia memiliki agenda- mempengaruhi perekonomian dan sistem
agenda prioritas baik pada jalur Sherpa keuangan di Indonesia. Terkait luka
maupun jalur keuangan yang lebih memar yang diprediksi IMF, Profesor di
fokus pada isu ekonomi dan keuangan Cornell University dan Research Scholar
internasional. Agenda-agenda prioritas BI Institute, Iwan Jaya Azis, mengatakan
pada jalur keuangan (finance track) yang bahwa scarring effect dapat memiliki
diusulkan Indonesia di antaranya akan efek permanen terhadap produktivitas.
fokus pada penanganan isu-isu global Dengan demikian, antisipasi terhadap
terkini seperti exit policy. Langkah yang dampak jangka panjang scarring effect
akan dilakukan untuk agenda prioritas ini memerlukan dorongan terhadap sektor
salah satunya dengan diskusi mendalam manufaktur, dengan meningkatkan
tentang peningkatan pengawasan dan keterampilan tenaga kerja.
pemantauan risiko global. Selain itu, penting bagi para
Sementara untuk menjawab isu pembuat kebijakan untuk meningkatkan
scarring effect yang dapat menghambat produktivitas dari sektor industri yang
potensi pertumbuhan pada jangka melibatkan masyarakat, seperti usaha
menengah dan panjang, Pemerintah mikro dan manufaktur. Apabila langkah
akan mendorong dilakukannya ini tidak dilakukan, maka pertumbuhan
Iwan Jaya Azis realokasi tenaga kerja untuk mengatasi ekonomi suatu negara yang terjadi
isu pengangguran serta mendorong tidak akan berlanjut. “Jangan sampai
peningkatan kreativitas dan produktivitas. pertumbuhan ekonomi tinggi tapi
Dampaknya, akan Di samping itu, realokasi modal juga produktivitas rendah. Saya jamin kalau
itu terjadi maka pertumbuhan ekonomi
akan terus diupayakan sebagai langkah
banyak dari sisi untuk mengatasi permasalahan stagnansi tidak akan keberlanjutan,” kata Iwan.
Ketika pandemi semakin
ekonom yang tingkat produksi dan operasional, memukul produktivitas, hal itu akan
dalam rangka mendukung pertumbuhan
sebelumnya investasi. mempengaruhi tingkat output potensial
Pemerintah juga akan meningkatkan
mengatakan gejala inklusi digital dan mengatasi yang seharusnya bisa dicapai. Sebab
komponen input terpukul seperti
siklus bisnis siklus kesenjangan digital, serta membuat depresiasi modal aset dan tenaga
tidak berdampak kebijakan yang efektif untuk menangani kerja karena kualitas pendidikan yang
terganggu secara jangka panjang, sebagai
berbagai isu struktural seperti potensi
jangka panjang, penurunan output jangka menengah akibat tidak meratanya akses teknologi
namun akibat dan panjang serta isu ketenagakerjaan. internet. “Dampak jangka panjang atau
pandemi, siklus Percepatan investasi di bidang scarring effects ini yang banyak diamati
infrastruktur, khususnya paska pandemi,
oleh peneliti,” kata Iwan.
bisnis, seperti juga akan diupayakan termasuk melalui Di sisi lain, fokus kepada
harga komoditas, transformasi infrastruktur digital dan peningkatan produktivitas merupakan hal
yang mutlak pada kebijakan pemulihan.
peningkatan investasi swasta.
krisis energi dan Terakhir, Febrio menambahkan, Apabila para pembuat kebijakan tidak
sebagainya, maka agenda keuangan berkelanjutan akan memfokuskan produktivitas, maka yang
diarahkan pada transisi yang adil (just)
terjadi adalah pemulihan hanya pada
akan berdampak dan terjangkau (affordable) untuk tingkat agregat makro saja. Kondisi
sangat panjang mempercepat pemulihan ekonomi tersebut akan berpotensi menimbulkan
ketimpangan karena pemulihan
yang ramah lingkungan melalui
pembiayaan berkelanjutan dan potensi menjaditidak merata.
pengembangan nilai ekonomi karbon Komponen yang tidak pulih yang
(carbon pricing). menjadi memar, dengan keadaan yang
72 Edisi No.184 / Tahun 2022 www.stabilitas.id

