Page 77 - Stabilitas Edisi 184 Tahun 2022
P. 77

OJK juga telah
          “Tahun 2021 lalu, ada 153 emiten yang   emiten menerapkan ESG.” Juga tersedia   menyusun Taksonomi
                                                                                             Hijau yang dapat
          menyampaikan sustainability report atau   materi yang bisa menjadi bukti, bila     menjadi landasan
          hampir 20 persen dari total perusahaan   ada pertanyaan kepada perusahaan           untuk menyusun
          tercatat,” kata Hasan.            tersebut.                                         kebijakan untuk
                                                                                         pemberian insentif atau
            Hasan optimistis akan semakin      Untuk mendorong penerapan ESG,           disinsentif bagi berbagai
          banyak emiten yang menyampaikan   BEI memberikan stimulus bagi emiten               kementerian dan
          sustainability report. Sebab, saat ini baru   yang menerbitkan instrumen investasi       lembaga
          emiten besar (aset di atas Rp 250 miliar)   hijau seperti green bond. Insentif berupa
          yang wajib menyampaikan laporan.   diskon 50 persen biaya pencatatan
          Pada 2022, emiten berkategori medium   tahunan, bila emiten menerbitkan
          (dengan aset Rp 50 miliar hingga Rp   obligasi atau sukuk ramah lingkungan.
          250 miliar) juga akan diwajibkan.    Direktur Eksekutif Yayasan Kehati
          Selanjutnya, pada 2024, atau untuk   Riki Frindos menyatakan, dana kelolaan
          pelaporan 2025, seluruh emiten harus   reksadana dan ETF di tingkat domestik
          mengirimkan laporan.              saat ini masih cekak. Namun di tingkat
            “Kesadaran akan pentingnya ESG   global, sudah lebih dari separuh manajer
          ini yang harus lebih dulu ditekankan   investasi yang menerapkan ESG dalam
          pada perusahaan tercatat. Biar mereka   prinsip investasi mereka. “Dalam 5-10
          bersaing untuk bisa masuk ke indeks   tahun mendatang, ESG bukan lagi fitur,
          ESG. Kalau tidak masuk, nanti jadi malu   tapi bagian terintegrasi dalam produk
          sendiri,” kata dia.               investasi,” dia memaparkan.
            BEI juga mewadahi emiten ini       Riki menjelaskan, sebagai lembaga
          dalam bentuk ESG scoring yang     yang peduli pada investasi berwawasan
          bisa menjadi acuan seberapa ‘hijau’   lingkungan, Yayasan Kehati meluncurkan
          perusahaan tersebut. Emiten ini juga   produk ETF pertama yang berbasis ESG
          bisa memamerkan prestasinya dalam   pada 2014 lalu. Per Desember 2021,
          website yang dirancang khusus, yakni   Kehati sudah bekerjasama dengan 11
          Microsite ESG. “Situs ini bisa dilihat   manajer investasi di Indonesia dengan
          investor lokal dan global, seberapa jauh   dana kelolaan sebesar Rp 2,7 triliun.


                                                                             www.stabilitas.id   Edisi No.184 / Tahun 2022 77
   72   73   74   75   76   77   78   79   80   81   82