Page 31 - Stabilitas Edisi 183 Tahun 2022
P. 31
pelaku mulai serius membenahi strategi
dan fundamental bisnisnya. Bersamaan
dengan itu pemulihan ekonomi mulai
dirasakan.
Maka dari itu ketika akan menyambut
tahun 2022, aura optimistis tampak
mulai menyeruak di wajah-wajah para
pengelola perusahaan jasa asuransi.
“Kami memandang kondisi bisnis 2022
dengan optimistis dan tidak ada upaya
wait and see. Rasanya dari Januari 2022,
anggota AAJI akan mulai mewujudkan
semua rencana bisnisnya,” kata Ketua
Dewan Pengurus Asosiasi Asuransi Jiwa
Indonesia (AAJI) Budi Tampubolon.
Keyakinan itu memang bukan
tanpa alasan. Walau sempat tertekan
di 2020 akibat Covid-19, sepanjang
2021, tepatnya hingga kuartal ketiga,
industri asuransi mulai menunjukkan
performa apik. Berdasarkan data AAJI,
total pendapatan premi telah mencapai
Rp149,36 triliun atau tumbuh sebanyak Budi Tampubolon
11,5 persen dibandingkan kuartal yang
sama tahun sebelumnya. Meningkatnya
kepercayaan konsumen terhadap
asuransi jiwa dan dorongan kondisi Kami memandang
pandemi ditenggarai menjadi katalis 2022 kondisi bisnis
utama pendapatan premi tumbuh positif. dengan optimistis
Jika diperas lagi, angka itu
disumbangkan dari kenaikan premi bisnis dan tidak ada upaya
i Indonesia, salah satu sektor baru dan premi lanjutan. Masing-masing wait and see. Rasanya
di industri keuangan yang premi tersebut tumbuh 17,6 persen
bisa berbicara banyak selain menjadi Rp94,2 triliun, dan 2,4 persen dari Januari 2022,
Dperbankan adalah asuransi. menjadi Rp55,15 triliun secara tahunan. anggota AAJI akan
Meski masih jauh tertinggal, namun Sementara itu, Produk Asuransi Yang
sektor jasa proteksi itu dinilai yang paling Dikaitkan Dengan Investasi (PAYDI) atau mulai mewujudkan
mampu mempengaruhi ekonomi selain unit link masih mendominasi dengan semua rencana
perbankan. kontribusi sebesar 62,5 persen dari total
Kendati demikian, ketika ekonomi pendapatan premi. Selama kuartal ketiga bisnisnya.
dihantam krisis kesehatan pada 2020 2021, produk asuransi jiwa unit link
lalu, dampak yang diterima industri bernilai total Rp93,31 triliun atau naik
penjaminan ini lebih berat. Kekhawatiran 9,0 persen, sementara produk bertipe
tak pelak menyelimuti bisnis itu apalagi tradisional mencapai Rp56,04 triliun
di saat bersamaan perhatian pemerintah atau naik 15,7 persen.
dan otoritas terkesan lebih besar kepada Di sisi lain, klaim nilai tebus
perbankan. (surrender) di periode yang sama,
Respons yang relatif lamban terhadap mengalami perlambatan sebesar 11,9
perubahan dinilai menjadi faktor utama persen. Tercatat, nilai tebus di kuartal
mengapa industri asuransi menderita ketiga tahun lalu mencapai Rp67,46
lebih dalam pada krisis saat ini. triliun dan menjadi Rp59,42 triliun di
Karenanya mulai 2021 lalu terlihat, para kuartal yang sama tahun ini. Sedangkan
www.stabilitas.id Edisi No.183 / Tahun 2022 31

