Page 55 - Stabilitas Edisi198 Tahun 2023
P. 55

da asa besar saat pemerintah
                  mengesahkan undang-undang
                  baru untuk semua pelaku
          Aindustry keuangan, terutama
          pada bank yang biasa beroperasi di
          pinggir-pinggir daerah di Indonesia.
          Ya, bank yang dahulu bernama Bank
          Perkreditan Rakyat, dan diubah setelah
          omnibus law di sektor keuangan menjadi
          Bank Perekonomian Rakyat, diharapkan
          bisa melejitkan perannya.
            Namun begitu, di atas semua itu,
          ada harapan besar yaitu berakhirnya tren
          penutupan bank yang biasa disebut BPR
          itu yang sudah berlangsung bertahun-
          tahun.  Bahkan terkait hal tersebut
          dan demi mendukung peningkatan
          sumbangsih BPR pada perekonomian,
          otoritas mendorong bank untuk
          meningkatkan modal.
            Berdasarkan data Lembaga Simpanan
          Masyarakat (LPS), hampir setiap tahun        Pemenuhan modal inti minimum selain
          dalam lima tahun belakangan selalu
          ada BPR, baik yang konvensional atau         dari setoran modal pemegang saham dan
          yang beroperasi secara syariah, yang         investor baru, bisa juga dari investor baru.
          bangkrut setiap tahunnya.  Mengutip          Sebagian dana yang diperoleh dari laba bisa
          data yang sama, dalam kurun waktu lima
          tahun terakhir, yakni sejak 2019-2023        juga dialihkan untuk penambahan modal,
          terdapat 27 BPR/BPRS yang dicabut izin       selain dibagikan untuk dividen.
          usahanya, di antaranya ada 9 bank yang
          sedang dalam proses likuidasi. Terbaru,
          pada Februari 2023 lalu adalah PT BPR        Parjiman, Kepala OJK DIY
          Bagong Inti Marga yang sudah dicabut
          izin usahanya dan sedang dalam proses
          likuidasi oleh LPS.               dengan total kantor yang beroperasi   (initial public offering/IPO) untuk bisa
            Sekretaris LPS, Dimas Yuliharto   6.301 unit. Angka ini menurun dari   memenuhi aturan tersebut.
          banyaknya BPR/BPRS yang tutup     jumlah BPR/BPRS yakni 1.441 per       Data OJK menyebutkan hingga Mei
          karena adanya kelemahan di tata kelola   Desember 2022 dengan total kantor yang   2022, masih terdapat 421 BPR dari 1.454
          sehingga terjadi mismanagement atau   beroperasi sebanyak 6.044 unit. Dengan   BPR atau 28,9 persen, serta 51 BPRS dari
          fraud. Lebih lanjut Dimas menyampaikan   demikian setidaknya diketahui terdapat   165 BPRS atau sebanyak 31 persen yang
          konsolidasi di tubuh BPR/S dapat   pengurangan sebanyak 14 lembaga.  belum bisa memenuhi modal inti sebesar
          menciptakan bank yang lebih efisien   Nah, demi menghentikan tren    Rp 6 miliar. Dua daerah yang BPR-
          dalam menjalankan usahanya dan    penutupan usaha tersebut, Otoritas Jasa   BPR-nya tercatat masih ada yang belum
          semakin kuat dalam permodalan.    Keuangan (OJK) telah mengharuskan BPR   memenuhi modal inti minimum adalah
          “Sehingga harapannya, BPR dapat   untuk memperkuat permodalan mereka.   Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan
          memberikan kontribusi yang optimal   Semua pelaku bisnis di sektor itu, diberi   Aceh.
          dalam perekonomian nasional,” jelas   tenggat waktu hingga akhir 2024 (untuk   Kepala OJK DIY Parjiman
          Dimas.                            BPR) dan akhir 2025 (untuk BPRS) untuk   menjelaskan, ada sebanyak 10 BPR/BPRS
            Sementara itu jika melihat laporan   bisa memenuhi modal inti sebesar Rp6   di DIY yang modal intinya di bawah
          dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), per   miliar. Dalam aturan juga, regulator   ketentuan. Menurut Parjiman, jumlah
          Maret 2023 tercatat jumlah BPR/BPRS   menawarkan opsi konsolidasi di antara   BPR/BPRS tersebut sudah berkurang dari
          yang masih berdiri yakni sebanyak 1.426   BPR dan penawaran umum perdana   sebelumnya yang mencapai 14 entitas


                                                                             www.stabilitas.id   Edisi 198 / 2023 / Th.XVIII  55
   50   51   52   53   54   55   56   57   58   59   60