Page 37 - Dinamika Pendaftaran Tanah Adat di Kampung Naga
P. 37

perwujudan konstitutif  dari negara  untuk menghormati, melindungi
            dan memenuhi hak-hak asasi warga negara”.
                Eksistensi  masyarakat adat  serta  hukumnya dalam  pandangan
            UUPA  pasal  3  ayat  (1)  mengatakan  “Mengingat  ketentuan-ketentuan
            dalam Pasal 1 dan 2, pelaksanaan hak ulayat dan hak-hak yang serupa
            itu, dari masyarakat-masyarakat hukum adat, sepanjang kenyataannya
            masih ada, harus sedemikian rupa, sehingga sesuai dengan kepentingan
            nasional dan negara yang berdasarkan atas persatuan bangsa serta tidak
            boleh  bertentangan dengan  undang-undang  dan  peraturan-peraturan
            lain yang lebih tinggi”. Kalimat “sepanjang menurut kenyataannya masih
            ada”  mengandung arti  bahwa eksistensi  masyarakat adat akan diakui
            sepanjang menurut kenyataannya masih ada.

                Pasal 18 B ayat (2) UUD 1945 menyatakan bahwa negara mengakui
            dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat beserta
            hak-hak  tradisionalnya  sepanjang  masih  hidup dan  sesuai dengan
            perkembangan masyarakat  dan  prinsip negara kesatuan  Republik
            Indonesia yang diatur dalam undang-undang. Kalimat “sepanjang masih
            hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara
            Kesatuan Republik Indonesia”  dimaknai  bahwa kehadiran hak-hak
            masyarakat  hukum  adat  sebagai  pranata  yang  diakui  sepanjang  tidak
            bertentangan dengan semangat pembangunan (Zulkarnain and Priskap,
            2023).
                Penetapan kesatuan masyarakat hukum  adat  dan kampung  adat
            menurut Kementrian Kehutanan dan Lingkungan Hidup terdapat empat
            indikator  yaitu:  (i)  wilayah  geografis; (ii) ikatan  asal-usul; (iii)  relasi
            dengan lingkungan; dan (iv) sistem nilai.  Pertama, Wilayah  Geografis
            memuat  beberapa  hal,  seperti satuan sosial  komunitas  yang  terdiri
            atas beberapa keluarga inti menempati wilayah tertentu secara turun-
            temurun sejak sebelum terbentuknya NKRI. Masyarakatnya berbentuk
            paguyuban dan memiliki simbol identitas budaya. Kemudian, terdapat
            wilayah adat  yang dikelola  bersama  sebagai  tempat diterapkannya
            kearifan lokal. Adanya sistem simbol budaya yang khas (bahasa, makanan,
            pakaian, arsitektur, mitos, sejarah, dan sebagainya), serta adanya sistem
            kepemilikan komunal dan sistem pengelolaan atas wilayah adat.


            18    Dinamika Pendaftaran Tanah Adat
                  di Kampung Naga
   32   33   34   35   36   37   38   39   40   41   42