Page 33 - Dinamika Pendaftaran Tanah Adat di Kampung Naga
P. 33

sosial atau organisasi sosial, pranata sosial, solidaritas sosial dan bentuk-
            bentuk  tindakan bersama,  bentuk-bentuk mekanisme kontrol  sosial,
            sistem kekerabatan, bentuk-bentuk satuan-satuan hidup setempat, dan
            hal lain yang relevan.

                Berbicara hukum  adat  pasti  berbicara  masyarakat hukum  adat.
            Semua  masyarakat  hukum adat adalah  masyarakat adat,  tetapi
            tidak  semua masyarakat  adat merupakan masyarakat hukum  adat.
            Abdurrahman (2015) mengatakan bahwa masyarakat hukum adat adat
            harus dibedakan dengan  masyarakat adat.  Konsepsi  masyarakat adat
            berarti masyarakat tertentu dengan ciri tertentu, sedangkan masyarakat
            hukum adat merupakan teknis yuridis yang merujuk pada sekelompok
            orang yang hidup dalam satu wilayah yang bernama ‘ulayat’. Djalins &
            Rachman (2013) mengatakan bahwa Cornelius van Vollenhoven adalah
            orang  pertama  yang  memperkenalkan konsep masyarakat hukum
            adat. Sementara itu,  Ter Haar,  yang  menjadi  muridnya,  mempelajari
            masyarakat hukum adat lebih jauh.  Menurut Haar (1962) dalam Marizal
            et al. (2022), masyarakat hukum adat merupakan kelompok masyarakat
            yang  teratur,  menetap di daerah  tertentu,  memiliki  kekuasaan dan
            kekayaan sendiri, baik berupa benda terlihat maupun tidak terlihat. Para
            anggotanya mengalami kehidupan bermasyarakat  secara kodrat  alam.
            Pada dasarnya  tidak ada di  antara  mereka  yang  ingin  membubarkan
            ikatan yang telah tumbuh dan menyatu antara satu sama lain. Selain itu,
            masyarakat hukum adat memiliki lingkungan tempat tinggal tertentu,
            sumber daya alam, dan pemimpin yang bertugas menjaga kepentingan
            kelompok (luar maupun dalam), serta memiliki tata aturan tersendiri.
            Terlebih lagi, Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup menyusun
            4 (empat) indikator kriteria masyarakat hukum adat yaitu: (i) persamaan
            wilayah geografis; (ii) adanya ikatan asal usul; (iii) terdapat relasi dengan
            lingkungan; dan (iv) berlakunya sistem nilai adat (Komaling et al., 2023).
                Masyarakat  hukum adat  memiliki hak-hak yang  harus dihormati,
            dilindungi,  dan  dipenuhi oleh  setiap  negara  di  mana  pun  komunitas
            tersebut berada. Abdon (2013) menyebutkan ada empat hak masyarakat
            hukum adat yang paling populer, yaitu:





            14    Dinamika Pendaftaran Tanah Adat
                  di Kampung Naga
   28   29   30   31   32   33   34   35   36   37   38