Page 47 - Landgrabbing, Bibliografi Beranotasi
P. 47

22    Dwi Wulan Pujiriyani, dkk


            country). Investor dapat dibedakan lagi menjadi investor asing dan
            investor  domestik. Tolentino  dan  Marques  (2012), menggunakan
            instrumen  analisis  stakeholder  (stakeholder analysis tool) untuk
            memetakan   aktor-aktor  yang terlibat  dalam  perampasan  tanah.
            Mereka  ini adalah  smallholder communities  (petani, komunitas
            lokal, perempuan, dll); investor  (perusahaan); NGO; organisasi
            internasional (agen pembangunan, negara donor, lembaga keuangan
            internasional, UN, World Bank); dan   pemerintah  tuan  rumah
            (pemerintah  pusat  dan  lokal, parlemen, kementrian). Masing-
            masing aktor  ini memiliki kepentingan, peran  dan  pengaruhnya
            masing-masing. Smallholder  berkepentingan  memperoleh  akses
            tanah  dan  ketahanan  pangan. Investor  berkepentingan  mencari
            keuntungan. NGO berkepentingan     memastikan   keadilan  bagi
            masyarakat  pedesaan  dan  kelompok  tak  bertanah, memonitor
            implementasi program-program dan kebijakan reformasi aset, serta
            melakukan  negosiasi untuk  mendukung kelompok   yang terkena
            dampak. Organisasi internasional berkepentingan memonitor efek
            investasi tanah. Pemerintah tuan rumah berkepentingan menyetujui
            investasi dan memastikan target investasi terpenuhi.
                Dalam  konteks  aktor  yang berperan   dalam  perampasan
            tanah, Anseuww   (2012) mencatat  bahwa  media  lebih  banyak
            melaporkan  keberadaan  investor  asing dalam  investasi. Hal inilah
            yang kemudian  mengaburkan  keberadaan  elite-elite  nasional yang
            pada  kenyataanya  juga  menjadi pemain  kunci. McCharty  (2012)
            mencatat  bahwa  mereka  inilah  yang berperan  menjadi mediator.
            Mereka inilah yang berperan aktif dalam meyakinkan investor agar
            mau  berinvestasi (German, 2011). Perlu  digarisbawahi juga  bahwa
            dalam konteks investasi, sesepuh/tetua adat jamak menjadi partner
            strategis  (Bhushan, 2011, White  & Julia, 2012). Dalam  beberapa
            kasus  seperti pembangunan  SEZ  di India, proyek  MIFEE  di Papua
            dan kasus sawit di Sanggau Kalimantan Barat, aktor penting dalam
            memuluskan   perampasan  tanah  adalah  tokoh-tokoh  lokal atau
            pimpinan  adat. Mereka  ini menjadi partner  yang sangat  strategis
            dalam proses negosiasi, karena melalui mereka inilah upaya-upaya
            untuk  memperoleh  tanah-tanah  yang menjadi target  atau  incaran
            menjadi lebih dimungkinkan.
   42   43   44   45   46   47   48   49   50   51   52