Page 117 - Berangkat Dari Agraria
P. 117
94 Berangkat dari Agraria:
Dinamika Gerakan, Pengetahuan dan Kebijakan Agraria Nasional
bagi calon pemimpin harus memahami secara mendalam kekuatan
dan kelemahan konsep dan praktik reforma agraria Jokowi.
Perlu strategi jitu untuk mengeksplorasi model positif reforma
agraria Jokowi, sekaligus mengatasi dampak negatif dari reforma
agraria sebelumnya. Misalnya, perluasan dan percepatan redistribusi
tanah serta legalisasi aset yang berlanjut dengan pemberdayaan
ekonomi masyarakat. Sumber tanah obyek reforma agraria juga
diperluas, dari kawasan hutan atau non-kawasan hutan. Subyeknya
benar-benar diutamakan bagi petani miskin yang hidupnya
tergantung pada tanah.
Dampak buruk dari legalisasi aset yang massif, berupa
komersialisasi dan komoditisasi tanah yang mendorong penerima
tanah dan sertipikatnya menjual tanah tersebut, harus diatasi
secara tegas. Misalnya, melalui pengutamaan pemberikan hak milik
bersama, daripada sertipikat hak milik pribadi. Ini penting guna
menumbuhkan semangat gotong-royong dan mencegah jual beli
tanah yang seharusnya jadi sumber baru penghidupan warga.
Kedua, kemungkinan publik mendapat calon pemimpin yang
lebih progresif dan revolusioner dari Jokowi. Ini mensyaratkan
pemimpin yang tahu, mau, dan mampu mewujudkan keadilan
sosial melalui reforma agraria. Pemimpin yang berani memimpin
perombakan struktur agraria yang timpang menjadi relatif merata-
berkeadilan. Pemimpin yang mengutamakan hak petani miskin
daripada mendukung pengembangbiakan modal besar konglomerat.
Pemimpin tipe ini, bisa jadi akan banyak menggunakan
kekuasaannya yang besar sebagai kepala negara sekaligus kepala
pemeritahan, juga pemimpin tertinggi Tentara Nasional Indonesia.
Hambatan legislasi dan regulasi, dilipatnya dan digantikan dengan
penerbitan Peraturan Pengganti UU (Perpu) guna melancarkan
operasi cepat menata struktur agraria yang timpang. Penguasaan
korporasi dibatasi, sementara koperasi dan badan usaha milik rakyat
diluaskan.