Page 116 - Berangkat Dari Agraria
P. 116
BAB II 93
Realitas Panggung Politik Agraria
Menteri ATR/Kepala BPN Hadi Tjahjanto menyampaikan,
dari total 1.552.450 sertipikat yang diberikan, terdiri dari 1.423.750
sertipikat program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap, dan
119.699 sertipikat redistribusi tanah. Dari 126 juta bidang tanah,
pihaknya telah berhasil mendaftarkan 100,14 juta bidang. Sejumlah
82,5 juta bidang tanah sudah bersertipikat.
Dilaporkan Hadi, penyediaan TORA redistribusi tanah seluas
4,5 juta hektare, yang terdiri dari tanah bekas hak guna usaha,
tanah terlantar, dan tanah negara lainnya seluas 400 ribu hektare,
capaiannya telah melampaui target, yakni 1,16 juta hektare (291,61%).
Namun penyediaan TORA dari pelepasan kawasan hutan, targetnya
4,1 juta hektare, baru terealisasi 329.936,75 hektare (8,05%). Capaian
ini masih harus digenjot kencang.
Momentum politik
Tahun 2023 sebagai momentum politik akan diisi agenda-
agenda persiapan Pemilu 2024. Misalnya, penentuan calon presiden
dan wakil presiden, serta calon anggota legislatif di tingkat pusat,
provinsi, dan kabupaten/kota. Karenanya, percepatan pelaksanaan
reforma agraria akan bersaing dengan agenda-agenda politik
praktis. Inilah tantangan bagi pemerintah untuk tetap fokus dalam
melaksanakan percepatan reforma agraria di tengah keriuhan
pemilu.
Dalam penentuan calon pemimpin, publik dihadapkan pada
tiga kemungkinan pilihan, yaitu capres/cawapres dan para caleg
yang: (1) mempunyai program yang meneruskan sambil membenahi
kebijakan reforma agraria Jokowi, (2) memiliki rencana untuk
melaksanakan reforma agraria lebih progresif-revolusioner, dan (3)
mempunyai rencana menghentikan reforma agraria.
Kita bedah ketiga kemungkinan ini. Pertama, kemungkinan
tipe kesatu adalah yang paling moderat. Meneruskan konsep
dan kebijakan reforma agraria seperti tercermin dalam program,
kegiatan, dan pembiayaan di era Jokowi (2014-2024). Tantangannya,