Page 120 - Berangkat Dari Agraria
P. 120
BAB II 97
Realitas Panggung Politik Agraria
hektar atau 22,01% dari luas wilayah Jawa Barat. Berdasarkan
peruntukannya, hutan terbagi menjadi Hutan Konservasi, Hutan
Produksi, Hutan Produksi Terbatas, dan Hutan Lindung.
Luas baku lahan pertanian di Jabar 2.477.790 ha yang terdiri
dari lahan sawah 942.411 ha (38.03%) dan lahan kering 1.535.379 ha
(61.97%). Dari total luas lahan sawah, sebagian besar beririgasi yakni
760.371 ha (30.69 %) dan lahan sawah beririgasi teknis menempati
luas terbesar yaitu 371.145 ha (14.98%). Potensi lahan sawah lebih
besar justru berupa lahan kering yaitu 1.535.379 (61,97 % lahan
pertanian), berupa lahan tegalan 561.150 ha (22.65%) dan lahan
perkebunan 301.591 ha (12.7%) dari luas lahan pertanian.
Merujuk data Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional
Provinsi Jabar (2022), total jumlah perusahaan perkebunan yang
mengantongi Hak Guna Usaha sebanyak 1.330 dengan total luas
pengusaan tanah 148.144,23 ha, yang berada di 18 kabupaten dan 4
kota. Dari 148 ribu ha tersebut, yang sudah terpetakan 647 bidang,
dan 683 bidang lagi belum terpetakan.
Sementara Hak Guna Bangunan di Jabar totalnya 1.733.283
bidang dengan luas tanah 1.862.738 ha. Sedangkan Hak Pengelolaan
jumlahnya 701 bidang dengan luas 99.898 ha. Seluruh kabupaten/
kota memiliki HGB dan HP dengan jumlah bidang dan luasan yang
variatif.
Jabar memiliki kondisi alam dengan struktur geologi yang
kompleks. Wilayah pegunungan berada di bagian tengah dan selatan
serta dataran rendah di wilayah utara. Memiliki kawasan hutan
dengan fungsi konservasi, lindung, dan produksi yang proporsinya
22,10%. Curah hujan berkisar antara 2000- 4000 mm/th dengan
intensitas hujan tinggi. Memiliki 40 Daerah Aliran Sungai dengan
debit air permukaan 81 milyar m3/tahun dan air tanah 150 juta m3/
tahun.
Penataan agraria
Setelah menengok kondisi agraria di atas, perlu dirancang
penataan agraria yang menyeluruh untuk mengatasi ketimpangan