Page 186 - Berangkat Dari Agraria
P. 186
BAB V 163
Penataan dan Pengembangan Pertanian
5.1. Kejutan Manis di Hari Tani 50
Begitu panitia mengumumkan Presiden Jokowi baru saja
menandatangani Peraturan Presiden tentang Reforma Agraria,
tepuk tangan peserta Global Land Forum bergemuruh di Gedung
Merdeka, Bandung (24/9/18). Pengumunan ini dilakukan saat
International Land Coalition (ILC) menyerahkan penghargaan
atas pengabdian sepanjang hayat kepada empat tokoh pemikir dan
aktivis agraria di Asia. Salah satu tokoh yang mendapat penghargaan
ialah Gunawan Wiradi (86 tahun), sang maha guru reforma agraria
dari Institut Pertanian Bogor. GLF 2018 dihadiri sekitar seribu orang
dari 84 negara.
Terbitnya Perpres No. 86/2018 ini menjadi kejutan manis
di hari tani nasional. Seperti diketahui, 24 September, melalui
Keppres No. 169/1963 diingat sebagai hari tani nasional untuk
mengenang terbitnya Undang-Undang Pokok Agraria No.5/1960
yang mengamanatkan pelaksanaan reforma agraria.
Wujud komitmen
Sebelumnya, Presiden Jokowi berjanji segera menerbitkan
Perpres Reforma Agraria. Saat membuka Rembuk Nasional Reforma
Agraria dan Perhutanan Sosial serta Global Land Forum di Istana
Negara, Presiden menyatakan “Mengenai Perpres Reforma Agraria,
tadi pagi saya cek, sudah mutar tapi belum sampai meja saya. Tadi
saya bisiki pak Menko, seminggu lagi harus selesai”, ujarnya (20/9/18).
Belum seminggu, Presiden menepatinya.
Makna penting Perpres Reforma Agraria adalah wujud komitmen
politik pemerintah yang digaungkan sejak tahun 2014. Dalam
Nawacita, Jokowi dan Jusuf Kalla menjanjikan reforma agraria dalam
bentuk redistribusi tanah bagi rakyat miskin. Peningkatan kualitas
hidup manusia Indonesia, mensyaratkan keadilan pemilikan dan
penguasaan tanah rakyat.
Kehadiran perpres ini, dimaksudkan mengatasi sumbatan-
sumbatan dalam pelaksanaan redistribusi tanah, legalisasi atau
50 Kompas, 1 Oktober 2018.