Page 142 - Hak Atas Tanah bagi Orang Asing
P. 142

Hak Atas Tanah Bagi Orang Asing  119


              Menteri Agraria  untuk peralihan hak-hak atas tanah yang tunduk pada
                            33
              hukum Eropa, berikut aturan pelaksanaannya masih tetap berlaku.
                  Menurut Sudargo Gautama ketentuan Pasal 27 PMA No. 2 Tahun
              1960 bersifat sementara. Artinya keberlakuannya bersifat terbatas,
              yaitu hanya terhadap peralihan tanah-tanah yang masih tunduk pada
              hukum Eropa.  Pada saatnya nanti setelah semua tanah Eropa telah
                           34
              dikonversi dan  menjadi  salah  satu  hak yang  diatur dalam  UUPA,

              maka tidak perlu lagi dilakukan pengawasan atas peralihan hak atas
              tanah. Ketentuan Pasal 27 itu diadakan karena masih adanya hak
              atas tanah yang tunduk pada hukum Eropa.
                  Menurut penulis bukan berarti pengawasan terhadap peralihan

              hak  atas  tanah  kemudian  ditiadakan,  tetap  harus  diadakan.
              Mengingat  dalam  Pasal  26  ayat (1)  UUPA  diatur,  bahwa  jual-beli,
              penukaran, penghibahan,  pemberian  dengan  wasiat, pemberian
              menurut adat dan  perbuatan-perbuatan  lain  yang dimaksudkan
              untuk memindahkan hak milik serta pengawasannya diatur dengan
              Peraturan Pemerintah. Pengawasan dilakukan dalam semangatnya
              melindungi golongan ekonomis lemah guna mewujudkan cita-cita
              keadilan  sosial.  Para petani  mendapatkan  cukup  tanah pertanian
              (dengan luas maksimum-minimum),  tanah  pertanian  dikerjakan

              sendiri oleh pemiliknya dan dengan jaminan bahwa tanahnya tidak
              akan mudah jatuh pada orang lain (lebih-lebih orang asing) sesuai
              dengan cita-cita  landreform  atau agrarian  reform. Sebenarnya,
              menurut penulis yang diawasi tidak terbatas pada peralihan tanah-
              tanah pertanian, tetapi semua peralihan tanah hak milik supaya tidak
              jatuh pada orang asing, sesuai semangat Pasal 9, 21 dan 26 UUPA.



                  badan hukum asing, juga UU No. 28 Tahun 1956 tentang Pengawasan
                  Terhadap Pemindahan Hak Atas Tanah-tanah Perkebunan.
              33  Berdasarkan UU No. 76 Tahun 1957,  wewenang Menteri Kehakiman
                  dialihkan pada Menteri Agraria.

              34  Sudargo Gautama, Tafsiran..., Op. Cit., hlm. 11-12.
   137   138   139   140   141   142   143   144   145   146   147