Page 143 - Hak Atas Tanah bagi Orang Asing
P. 143

120   FX. Sumarja


                Guna  menegaskan  dan  mempertahankan  ketentuan  Pasal
            26 UUPA,  Pemerintah  pada  tahun  1961 mengeluarkan Peraturan
            Menteri  Agraria No.14  Tahun 1961  tentang Permintaan  dan
            Pemberian Izin Pemindahan Hak Atas Tanah (PMA 14/1961). Adalah
            suatu keharusan  bagi semua peralihan hak atas tanah apapun untuk
            dimohonkan    izin.  Tidak ada celah  yang dapat digunakan oleh
            siapapun  untuk menerobos  ketentuan izin pemindahan hak.  Hal
            ini ditentukan  dalam  Pasal 5 ayat (3) jo. Pasal 7 PMA 14 Tahun 1961,
            dan ditegaskan  dalam Keputusan Menteri Agraria No-Sk.3/Ka/1962

            bahwa  permohonan izin  pemindah-an hak harus  ditolak  jika
            peralihan tersebut melanggar  atau bertentangan dengan ketentuan
            UUPA (Pasal 26 ayat (2)), dan UU Landreform termasuk larangan
            pemilikan  tanah secara  absentee.  Hal  ini  sangat  berbeda  dengan
            kebijakan  pada  masa  Orde  Baru  hingga sekarang,  yang sangat
            longgar mengatur izin  pemindahan hak.  Pada masa Orde Baru
            dapat  dikatakan  pemerintah  telah  melepaskan  fungsi  kontrolnya

            dalam hal pemindahan hak atas tanah. Pasal 26 ayat (1) UUPA tidak
            mendapat tempat yang seharusnya lagi dalam hukum pertanahan
            Indonesia. Padahal fungsi pengawasan oleh negara masih sangatlah
            penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara saat ini. Jangan
            sampai semuanya diserahkan pada mekanisme pasar.
                Ketentuan Pasal 26 ayat (1) UUPA telah diabaikan pemerintah,
            sehingga  tidak mengherankan jika  ada  pendapat bahwa banyak

            praktik “pemilikan tanah hak milik oleh orang asing” yang seolah-
            olah dibiarkan begitu saja. Akibat lanjutan dari pengabaian Pasal
            26  ayat (1)  UUPA, maka  otomatis Pasal  26  ayat (2)  UUPA tidak
            berdaya menghadapi keinginan orang-orang asing menguasai dan
            “memiliki”  tanah hak milik di  Indonesia. Pasal 26 ayat (2) UUPA
            menjadi lumpuh. Jika demikian dapat dipastikan bahwa pihak yang
            ekonomis lemah dalam hal ini WNI akan menjadi korbannya. Mereka

            akan menjadi budak orang asing dinegerinya sendiri. Hak-hak atas
   138   139   140   141   142   143   144   145   146   147   148