Page 144 - Hak Atas Tanah bagi Orang Asing
P. 144

Hak Atas Tanah Bagi Orang Asing  121


              tanah WNI akan dijadikan objek eksploitasi oleh orang asing. Hal ini
              terbukti dengan diperbolehkannya serah pakai HGU dari pengusaha
              nasional kepada pengusaha asing.
                  Pasal 10 ayat (1) UUPA dengan tegas mengatur bahwa, setiap orang
              dan badan hukum yang mempunyai sesuatu hak atas tanah pertanian
              pada asasnya diwajibkan  mengerjakan atau  mengusahakannya
              sendiri secara aktif, dengan mencegah cara-cara pemerasan. Upaya

              menegakkan  aturan ini  pemerintah mengeluarkan PMPA No. 11
              Tahun 1962 tentang Ketentuan-ketentuan dan Syarat-syarat dalam
              Pemberian Hak Guna Usaha Kepada Pengusaha-Pengusaha Swasta
              Nasional pada tanggal 1 September 1962. Pasal 5 ayat (2)  ketentuan
              ini melarang  perjanjian perantaraan  pengusahaan  tanah seperti
              yang dilakukan  dengan persewaan atau serah-pakai  tanah. Apabila
              tindakan perantaraan itu  terjadi melalui  bentuk perjanjian  apapun,

              maka  konsekuensinya perjanjian tersebut  batal demi hukum  karena
              tidak  terpenuhi syarat objektif perjanjian yaitu kausa yang halal.

              2. Pada Tahun 1967 – Hingga Sekarang

                  Ketentuan PMPA No. 11 Tahun 1962 yang melarang  perjanjian
              perantaraan  pengusahaan  tanah seperti yang dilakukan  dengan
              persewaan  atau  serah-pakai    tanah,  berbeda  dengan masa Orde
              Baru-hingga sekarang. Pada masa Orde Baru perjanjian serah pakai
              justru menjadi  model pemanfaatan  tanah HGU oleh orang asing.
              Pada masa itu dikeluarkanlah Keppres No. 23 Tahun 1980 tentang
              Pemanfaatan  Tanah Hak Guna Usaha  dan Hak Guna Bangunan
              untuk Usaha Patungan Dalam Rangka Penanaman Modal  Asing,

              yang telah diganti dengan Keppres No. 34 Tahun  1992. Keppres ini
              sebagai tindak lanjut dari PP No.17 Tahun 1992 tentang Persyaratan
              Pemilikan Saham Dalam Perusahaan Penanaman Modal  Asing,
              yang membuka  kemungkinan terjadinya  penanaman modal asing
              secara  penuh atau  100% di samping tetap adanya usaha patungan.
              Pemerintah  mulai memberi   kesempatan  bagi badan  hukum
   139   140   141   142   143   144   145   146   147   148   149