Page 26 - Hak Atas Tanah bagi Orang Asing
P. 26

Hak Atas Tanah Bagi Orang Asing  3


              terkait larangan kepemilikan  tanah hak milik  oleh  orang  asing.
              UUPA  tidak menyediakan  pasal-pasal  yang  segera langsung  bisa
              dipakai untuk menyelesaikan persoalan-persoalan hukum. Scholten
              dalam hal ini mengatakan bahwa sesuatu yang khayal apabila orang
              beranggapan, bahwa undang-undang itu telah mengatur segalanya
              secara tuntas,  peraturan-peraturan hukum sifatnya tidak lengkap
                           4
              dan tidak mungkin lengkap. 5

                  Hukum itu bisa saja mengandung kelemahan atau cacat sejak ia
              diundangkan atau dilahirkan, mengingat banyak faktor yang turut
              ambil bagian  dalam melahirkan keadaan  cacat   tersebut.  Tidak
              jarang kelemahan hukum yang dibentuk itu baru tampak dengan
              adanya perubahan kondisi sosial ekonomi dan politik suatu negara
              seiring berjalannya waktu.

                  Selain  daripada    itu, hukum  juga  bisa  bersifat    kriminogen.
              Hukum bisa menjadi sumber bagi kejahatan.  Hal ini sejalan dengan
                                                      6
              pendapat S Poerwopranoto, bahwa selama larangan menjual tanah
              kepada orang asing masih ada, sudah tentu orang asing mencoba
              melanggarnya. 7

                  Setiap  hukum yang  dibuat pemerintah pasti  memiliki  tujuan
              dan sasaran yang ingin dicapai. Tujuan dan sasaran yang ada dibalik
              setiap hukum tersebut dapat dikatakan sebagai politik hukumnya.
                                                                           8

              4   Satjipto Rahardjo, “Penafsiran Hukum yang Progresif” dalam  Bahan
                  Bacaan  Untuk Mahasiswa Program Doktor Hukum Universitas
                  Diponegoro, 31 bahan bacaan Januari 2005 s.d. Agustus 2008.
              5   Sudikno Mertokusumo,  Mengenal  Hukum (suatu pengantar),
                  Yogyakarta: Liberty, 1991, hlm. 104
              6   Satjipto Rahardjo,  Biarkan  Hukum Mengalir, Jakarta: Buku Kompas,
                  2008, hlm. 141.
              7   S Poerwopranoto,  Penuntun  tentang   Hukum  Tanah (Agraria),
                  Semarang: Astana Buku Abede, 1954.
              8   Muhammad  Akib,  “Politik  Hukum  Pengelolaan  Lingkungan  Hidup
                  Dalam Perspektif Otonomi Daerah Menuju Pengaturan Hukum Yang
                  Berorientasi Keberlanjutan Ekologi”, Disertasi, PDIH Undip, 2011, hlm.
   21   22   23   24   25   26   27   28   29   30   31