Page 30 - Hak Atas Tanah bagi Orang Asing
P. 30

Hak Atas Tanah Bagi Orang Asing  7


              dan Pasal 27 UUPA.  Politik hukum larangan kepemilikan tanah hak
                                17
              milik oleh orang asing tercermin pada ketentuan Pasal 21 ayat (1) dan
              (3), Pasal 26, dan Pasal 27 huruf a angka 4 UUPA. Semua ketentuan
              tersebut khususnya Pasal 26  ayat (2) masih harus  didukung  oleh
              seperangkat peraturan  dan peraturan pelaksanaan  serta  lembaga-
              lembaga  yang diperlukan guna  mencapai  tujuan.  Pengaturan
              tersebut dapat diartikan  sebagai  upaya  juga dalam  menegakkan
              ketentuan Pasal 42 dan 45 UUPA, yaitu upaya pembatasan terhadap
              akses tanah oleh orang asing. Orang asing yang berkedudukan di

              Indonesia hanya diperbolehkan memiliki tanah HP dan HSB.
                  Upaya  pembatasan  kepemilikan  tanah sudah sejak semula
              dilakukan oleh Kongsi Perdagangan Hindia-Timur/Vereenigde Oost
              Indische Compagnie (VOC). Pada tahun 1620, VOC sudah menetapkan




              17   Pasal 21 mengatur bahwa: ayat 1) Hanya warga-negara Indonesia dapat
                  mempunyai hak milik; 2) Oleh pemerintah ditetapkan badan-badan
                  hukum yang dapat mempunyai hak milik dan syarat-syaratnya; 3) Orang
                  asing yang sesudah berlakunya undang-undang ini memperoleh hak
                  milik karena pewarisan tanpa wasiat atau percampuran harta karena
                  perkawinan, demikian pula warga negara Indonesia yang mempunyai
                  hak milik  dan  setelah berlakunya  undang-undang  ini  kehilangan
                  kewarganegaraannya  wajib melepaskan hak itu  di  dalam jangka
                  waktu  satu  tahun  sejak diperolehnya  hak  tersebut atau  hilangnya
                  kewarganegaraan itu. Jika sesudah jangka waktu tersebut lampau hak
                  milik itu tidak dilepaskan, maka hak tersebut hapus karena hukum
                  dan  tanahnya jatuh  pada Negara,  dengan ketentuan bahwa hak-
                  hak  pihak lain  yang membebaninya  tetap berlangsung; 4)  Selama
                  seseorang  disamping kewarganegaraan  Indonesianya mempunyai
                  kewarganegaraan  asing,  maka ia  tidak  dapat  mempunyai  tanah
                  dengan hak milik. Pasal 26 ayat (2) mengatur, bahwa setiap jual beli,
                  penukaran,  penghibahan,  pemberian dengan wasiat dan  perbuatan-
                  perbuatan lain yang dimaksudkan untuk langsung atau tidak langsung
                  memindahkan hak milik kepada orang asing, kepada seorang warga
                  negara yang di samping kewarganegaraan Indonesianya mempunyai
                  kewarga-negaraan asing  adalah  batal  karena  hukum dan  tanahnya
                  jatuh  kepada Negara  dengan  ketentuan, bahwa  hak-hak  pihak  lain
                  yang membebaninya tetap berlangsung serta semua pembayaran yang
                  telah diterima oleh  pemilik  tidak dapat dituntut  kembali.  Pasal  27
                  huruf a angka 4 mengatur bahwa  hak milik hapus bila tanahnya jatuh
                  pada Negara karena ketentuan Pasal 21 ayat (3) dan Pasal 26 ayat (2).
   25   26   27   28   29   30   31   32   33   34   35