Page 34 - Hak Atas Tanah bagi Orang Asing
P. 34

Hak Atas Tanah Bagi Orang Asing  11


              perkawinan yang diatur dalam Pasal 35 ayat (2) dan Pasal  36 ayat (1)
              UU No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan (UUP). Persoalan harta
              kekayaan  dalam  perkawinan, baik harta bersama,  harta bawaan
              maupun harta perolehan membuka peluang besar bagi orang asing
              untuk mendapatkan dan mempunyai tanah hak milik di Indonesia.
                                                                          27
                  Pada  tataran  praktik, Instruksi Mendagri  No. 14  Tahun 1982
              ternyata belum dapat mengarahkan orang asing memiliki HP atau

              HSB, dan mencegah kepemilikan tanah hak milik oleh orang asing,
              karena kuasa mutlak  yang  dibuat notaris  terkait  akta  perjanjian
              pengikatan jual beli  atau  yang kemudian lebih  dikenal  dengan
              istilah Perjanjian Pendahuluan Jual Beli (PPJB) tidak termasuk yang
              dilarang penggunaannya. Artinya telah terjadi kesenjangan antara ius
              constitutum  dan ius constituendum  tentang larangan kepemilikan
                         28
                                               29
              tanah  hak  milik oleh orang asing,  karena dalam  ius  constitutum
              masih terbuka  peluang terjadinya  kepemilikan tanah  hak  milik


                  sewa-menyewa, kuasa menjual, hibah  wasiat,  dan  surat  pernyataan
                  ahli  waris.  Menurut  Anita D.A.  Kolopaking  penyelundupan hukum
                  dilakukan  dengan  memakai  nama pihak WNI  melalui perkawinan
                  yang biasanya melalui perkawinan sirih, menggunakan nama wanita
                  WNI,  yang diikat dengan  perjanjian  melalui  Notaris antara  WNA
                  dengan pasangan wanita WNI dimana jika akan melakukan pelepasan
                  hak kepemilikan HM atas  tanah  tersebut  harus dilakukan dengan
                  kedua pasangan sirih ini. Sehingga wanita WNI yang namanya sebagai
                  pemegang  hak atas  tanah  merasa  terikat dengan  perjanjian  Trustee
                  yang  menjadi  dasar dibuatkan  perjanjian  nominee atas  namanya
                  dalam  kepemilikan  hak  atas  tanah  tersebut,  yang  sebenarnya milik
                  WNA  dimaksud.  Konsep ini biasanya  dibuat  oleh Notaris.  Anita
                  D.A. Kolopaking, Kepemilikan Tanah Hak Milik Oleh WNA dan Badan
                  Hukum   Dikaitkan  Dengan Penggunaan  Nominee  Sebagai Bentuk
                  Penyelundupan Hukum, Disertasi UNPAD Bandung, 2009. hlm. 15, 55.
              27  Abdulkadir Muhammad,  Hukum  Perdata Indonesia,  Bandung:  Citra
                  Aditya Bakti, 2010, hlm., 109-110.
              28  adalah  seluruh peraturan perundang-undangan  termasuk peraturan
                  kebijakan yang berlaku terkait dengan hak-hak penguasaan atas tanah
                  di Indonesia pada saat ini.
              29  adalah  hukum yang akan diberlakukan, yang terjiwai oleh semangat
                  larangan kepemilikan tanah hak milik oleh orang asing.
   29   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39