Page 37 - Hak Atas Tanah bagi Orang Asing
P. 37

14    FX. Sumarja


            yang telah digariskan.
                Penguasaan/kepemilikan  tanah  hak  milik oleh orang asing,
            bisa berdampak negatif  baik bagi Bangsa dan Negara Indonesia,
            apalagi kalau penguasaannya itu belum ada batas-batasnya. Kondisi
            demikian  dapat  berakibat  kedaulatan  wilayah  Negara  Republik
            Indonesia berpotensi jatuh pada orang asing.

                Praktik penguasaan tanah oleh orang asing tidak bisa dihindari,
            mengingat mobilitasnya dan yang masuk ke wilayah Indonesia terus
            meningkat di Era globalisasi dewasa ini. Seiring dengan perubahan
            politik pemerintahan pada Orde Baru, justru banyak tanah dikuasai
            oleh sekelompok pemodal asing.  Berbagai regulasi yang dikeluarkan
                                         31
            pemerintah, seperti deregulasi Oktober 1993 yang menyederhanakan
            proses pemberian HGU dan HGB  mendorong penguasaan tanah
                                           32
            hak milik oleh orang asing. Pihak yang diuntungkan oleh regulasi
            pemerintah  pada  masa  Orde  Baru  sampai  tahun  2005  adalah
            perusahaan besar swasta dan pemerintah sendiri,  yang berorientasi
                                                        33
            pada pertumbuhan ekonomi.

                Orang asing yang masuk ke Indonesia itu, selain mempunyai
            tujuan  wisata, juga berupaya menanamkan modal  untuk  usaha
            (berinvestasi)  dengan  menguasai  tanah.  Orang  asing  yang
            dimaksudkan  dalam  buku  ini adalah  orang  dalam  pengertian
            natural person/natuurlijke persoon dan bukan badan hukum (legal
            person/rechtspersoon),  meskipun dalam  pembahasan di  sana-sini



            31   Gunawan Wiradi, Prinsip-Prinsip Reforma Agraria Jalan Penghidupan
                dan Kemakmuran Rakyat,  Yogyakarta: Lapera Pustaka Utama, 2001,
                hlm. 163.
            32  Maria SW. Sumardjono, Tanah Dalam Perspektif..., Op. Cit., hlm. 23;
                Endang  Suhendar &  Ifdhal  Kasim,  Tanah  sebagai  komoditas,  kajian
                kritis  atas  kebijakan  pertanahan  Orde  Baru, Jakarta: Lembaga Studi
                Advokasi Masyarakat (ELSAM), 1996, hlm. 4.
            33  Nurhasan Ismail,  Perkembangan Hukum  Pertanahan,  Pendekatan
                Ekonomi Politik, Yogyakarta: Kerjasama HuMa dan Magister Hukum
                UGM, 2007, hlm. 247-305.
   32   33   34   35   36   37   38   39   40   41   42