Page 41 - Hak Atas Tanah bagi Orang Asing
P. 41
18 FX. Sumarja
(2) Seluruh bumi, air dan ruang angkasa, termasuk kekayaan alam
yang terkandung didalamnya dalam wilayah Republik Indonesia,
sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa adalah bumi, air dan
ruang angkasa bangsa Indonesia dan merupakan kekayaan
nasional.
(3) Hubungan antara bangsa Indonesia dan bumi, air serta ruang
angkasa termaksud dalam ayat (2) pasal ini adalah hubungan
yang bersifat abadi.
Terkait dengan Pasal 1 ayat (1) UUPA, tercermin beberapa hal
antara lain: pertama, “seluruh rakyat Indonesia” memiliki hak atas
“seluruh wilayah Indonesia”. Hal itu mencerminkan bahwa seluruh
rakyat Indonesia memiliki hak yang sama terhadap kesatuan wilayah
Indonesia. Kedua, “seluruh rakyat Indonesia” dianggap “sebagai
bangsa Indonesia”. Hal tersebut sepadan dengan konsepsi negara
dalam perspektif hukum pada masa Romawi. Hal ini tidak terdapat
dikotomi pengertian bangsa antara pemerintah dan rakyat biasa.
Berdasarkan rumusan Pasal 1 ayat (2) UUPA, dapat ditarik
beberapa hal penting, yaitu: bumi (termasuk tanah), air dan
kekayaan alam yang terkandung di dalamnya (dapat juga disebut
SDA), dimiliki secara kolektif oleh bangsa Indonesia dan memiliki
sifat yang komunalistik religius. Perkataan lain tercermin konsepsi
2
hak bersama atas sumber daya-sumber daya di atas, termasuk di
dalamnya hak atas tanah bersama.
Menurut Pasal 1 ayat (3) UUPA tentang hubungan yang abadi
antara bangsa dengan SDA, berlangsung selama-lamanya tanpa ada
batas waktu. Selama bangsa Indonesia masih ada, selama itu pula hak
bangsa itu tetap melekat dan dipunyai oleh bangsa Indonesia. Secara
spesifik, hak atas tanah memiliki sifat yang berkesinambungan
2 Boedi Harsono, Hukum Agraria Indonesia: Sejarah..., Op. Cit., hlm. 228.