Page 37 - Transmisi Nilai-nilai Pertanahan di Kabupaten Magetan
P. 37

Aristiono Nugroho dkk.
             (ganjaran atau  manfaat) atas  tindakan atau  perilaku  tersebut  bagi
             petani, agar  petani  berkenan  mengulangi  tindakan atau  perilaku
             tersebut;  Kedua, memberi  informasi kepada  para  petani, bahwa
             mereka mendapat reward terus menerus berupa perlindungan hak
             atas tanah,  bila terus  menerus  mengulangi tindakan atau perilaku
             tersebut;  Ketiga, memberi  informasi kepada  para  petani, bahwa
             tindakan dan  perilaku  tersebut  sangat  bernilai  bagi  diri  sendiri
             dan pihak  lain, sehingga para petani terdorong untuk  mengulangi
             tindakan dan  perilaku  tersebut;  Keempat, membuka kesempatan
             bagi  terjadinya  pertukaran kembali (re-exchange)  manfaat yang
             diperoleh, ketika petugas kantor pertanahan dan petani melakukan
             interaksi; Kelima, penilaian bagi tindakan atau perilaku para petani
             tidak  selalu bersifat  ekonomi  (perbandingan  cost  and  benefit)
             melainkan dapat pula bersifat subyektif, misalnya yang terkait dengan
             perlindungan hak atas tanah; Keenam, mendorong para petani agar
             tetap melakukan tindakan atau perilaku yang relevan dengan nilai-
             nilai pertanahan, sehingga mereka dapat terus menerus memperoleh
             reward, berupa jaminan  atau  perlindungan hukum,  yang  terkait
             dengan hak atas tanahnya.

                   Kesemua upaya itu dilakukan oleh petugas kantor pertanahan
             dalam bingkai proses pengalihan dengan motif yang kuat, melalui
             informasi  yang  tepat  dan relevan  dengan pemberdayaan petani.
             Wujud  konkretnya  berupa  dorongan  bagi  tindakan  dan  perilaku
             petani  yang berpeluang mendapat  reward,  mendorong  pemberian
             reward  yang berkualitas bagi  petani,  dan mendorong munculnya
             tindakan dan  perilaku  petani  yang  bernilai  bagi orang  lain, agar
             petani berkenan mengulangi perilaku tersebut.
                   Teori Pertukaran Sosial juga mengarahkan agar pembahasan
             fokus pada:  (1)  para pihak  yang  melakukan  transmisi  nilai-nilai
             pertanahan;  (2)  reward atau  keuntungan  yang diperoleh,  dan
             punishment atau pengorbanan yang diberikan oleh para pihak, saat


      18                                                                                                                                                      19
   32   33   34   35   36   37   38   39   40   41   42