Page 38 - Transmisi Nilai-nilai Pertanahan di Kabupaten Magetan
P. 38

Pendahuluan
             berlangsung transmisi nilai-nilai pertanahan; (3) format pertukaran
             kepentingan yang berlangsung saat transmisi nilai-nilai pertanahan;
             dan (4) keberlanjutan tindakan para pihak akibat adanya transmisi
             nilai-nilai pertanahan.

                   Akhirnya arahan Teori Pertukaran Sosial sampai pada upaya     BAB I
             mengungkap transmisi nilai-nilai pertanahan pada petani, khususnya
             dalam hal: Pertama, nilai-nilai pertanahan yang ditransmisikan dari
             petugas kantor pertanahan kepada para petani. Kedua, motif petugas
             kantor pertanahan  melakukan  transmisi  nilai-nilai  pertanahan
             kepada para petani. Ketiga, motif para petani menerima transmisi
             nilai-nilai pertanahan dari petugas kantor pertanahan. Keempat, ide,
             serta gambaran tentang tindakan dan perilaku di bidang pertanahan
             yang  beralih  dari petugas  kantor pertanahan  kepada para petani.
             Kelima, pengamatan atau pembelajaran di bidang pertanahan yang
             dilakukan oleh para petani. Keenam, kesediaan para petani untuk
             berpartisipasi dalam  kegiatan  pertanahan.  Ketujuh, kemampuan
             para  petani  mengambil keputusan  untuk  melindungi kepemilikan
             tanahnya.  Kedelapan,  kepercayaan  dan  hubungan  pribadi  yang
             dimanfaatkan  oleh petugas  kantor pertanahan untuk  melakukan
             transmisi  sosial dalam  memberdayakan  petani.  Kesembilan,
             asumsi dan  keyakinan  positif  yang dimiliki  petani  terhadap  nilai-
             nilai pertanahan.  Kesepuluh, upaya petugas  kantor pertanahan
             menghentikan transmisi nilai-nilai pertanahan masa lalu yang tidak
             sesuai dengan kondisi pertanahan masa kini. Kesebelas, informasi
             yang tepat dan relevan yang diberikan oleh petugas kantor pertanahan
             kepada para petani.  Kedua-belas,  tindakan  dan perilaku petani
             yang relevan  dengan  nilai-nilai pertanahan,  sehingga  berpeluang
             mewujudkan keadilan, harmoni  dan kesejahteraan.  Ketiga-belas,
             keadilan, harmoni, dan kesejahteraan yang berhasil diperoleh petani
             setelah merela melakukan tindakan dan perilaku yang relevan dengan
             nilai-nilai pertanahan. Keempat-belas, tindakan dan perilaku petani
             yang bernilai bagi orang lain.

 18                                     Transmisi Nilai-Nilai Pertanahan    19
   33   34   35   36   37   38   39   40   41   42   43