Page 123 - REFORMA AGRARIA EKOLOGIS
P. 123
Model ini memerlukan prasyarat agar bisa berjalan,
antara lain:
a. Regulasi penataan ruang didesain untuk
pembangunan berkelanjutan, hal ini jarang
ditemukan di level provinsi dan kabupaten karena
motivasi pertumbuhan ekonomi lebih kuat
daripada motivasi ekonomi berkelanjutan secara
sosioekologis;
b. Perubahan tata ruang tidak menimbulkan konflik
sosial ekonomi, karena biasanya tatanan struktur
ruang dan fungsinya sudah terbentuk lebih dahulu;
c. SRA yang hendak diberdayakan berikut wilayahnya
punya kesadaran bahwa fungsi ruang (termasuk
kegiatan ekonomi) harus sesuai dengan karakter
struktur ruangnya, kesadaran ini jarang dijumpai
karena paradigma antroposentris (manusia pusat
semesta karenanya semesta ada hanya untuk
manusia) begitu dominan dalam masyarakat,
utamanya masyarakat modern yang terhubung
dengan industri;
d. Negara punya keberpihakan pada SRA berlatar
kelompok paling rentan dalam upayanya
memulihkan struktur dan fungsi ruang secara
ekologis, agar program yang dimaksudkan sebagai
pemberdayaan di bidang ekonomi secara ekologis
tidak gagal karena justru tidak memberi ruang
hidup SRA dengan berbagai pelarangan tanpa solusi
alternatif.
g. Model Creating Shared Value
Model ini menggunakan pendekatan Ekonomi
Komunal/Kolektif yang tidak cukup lazim dalam model-
model pertumbuhan yang tidak memisahkan nilai
dengan materi. Sebagai contoh: orang tua mewariskan
SSA kepada para keturunannya dengan cara fragmentasi
(pemecahan) SSA sehingga jumlah dan kapasitas SSA
108 REFORMA AGRARIA EKOLOGIS:
Praktik Penataan Akses Ramah Lingkungan di Desa Panjangrejo, Kecamatan Pundong, Kabupaten Bantul