Page 210 - REFORMA AGRARIA EKOLOGIS
P. 210
petani di sekitarnya yang belum beranjak dari pertanian tidak ramah
lingkungan, ini memerlukan rekayasa sosial secara khusus. Ternyata,
benar bahwa masalah ekosistem tidak berdiri sendiri, ia terkait dengan
masalah sosial dan budaya (20 Juli 2023)
Ketika kemampuan lingkungan hidup tidak lagi mendukung
usaha ekonomi, misalnya lapisan subur tanah sawah hampir habis,
maka produksi pangan akan menurun drastic bahkan terancam
terhenti. Ketika tanah bahan baku keramik tidak tersedia karena habis
maka UMKM keramik akan bangkrut, demikian juga dengan gerabah,
lebih-lebih BPN mencanangkan program Lahan Sawah Dilindungi
(LSD) untuk menghambat laju konversi lahan akibat penurunan
kualitasnya (7 Agustus 2023).
16. Pertanian Berkelojotan vs Pertanian Berkelanjutan
Apakah modernisasi pertanian sanggup memberi akan dunia?
Pertanyaan besar ini berangkat dari kenyataan bahwa dunia masih
saja dalam ancaman kekurangan pangan meskipun produksi pangan
diklaim meningkat dari masa ke masa. Untuk konteks Indonesia,
laporan kenaikan produksi beras selalu diimbangi dengan impor.
Benarkah produksi pangan memang meningkat dan mencukupi
kebutuhan?
Keluhan petani padi di Panjangrejo mungkin mewakili kondisi
petani padi nasional, dengan kondisi air cukup sekalipun, tanpa
asupan pupuk dan pestisida sintetik, padi nyaris mustahil selamat
hingga masa panen. Itu artinya kualitas tanah sebagai penyedia unsur
hara dan media tumbuh sudah tidak optimal bagi pertumbuhan
tanaman. Sumber pangan tanaman hanya berasal dari pupuk sintetik,
bukan dari tanah. Mengapa bisa demikian?
Ketersediaan nutrisi tanaman bukan hanya dipengaruhi oleh sifat
fisika (struktur dan tekstur, pasir lebih miskin hara daripada lempung)
dan kimia tanah (pH, kapasitas tukar kation), tetapi juga sifat bilogi
(aktivitas mikroorganisme pengurai). Bahan aktif pestisida dalam
ambang tertentu bisa membunuh mikroorganisme dalam tanah
sehingga aktivitas penguraian bahan organik menjadi unsur hara
BAB V 195
Catatan Harian Petugas Lapangan