Page 215 - REFORMA AGRARIA EKOLOGIS
P. 215
secara nasional dan agar negara dapat melindungi setiap warga negara
Indonesia.
Berselang dasawarsa kemudian, Reforma Agraria dibangkitkan
kembali dari peti matinya selama era Orde Baru. Reforma Agraria
hadir kembali dengan wajah baru: Penataan Aset dan Penataan Akses,
sebagai tanggapan positif atas gagasan Hernando de Soto, seorang
agen neoliberalisme (kolonialisme dan imperialisme gaya baru). De
Soto mempromosikan legalisasi aset (sertipikasi tanah) untuk tujuan
pasar tanah, dalam arti tanah akan lebih mudah diagunkan atau dijual
jika bersertipikat. Karena situasi usaha yang tidak menguntungkan
bagi orang miskin pemilik tanah, para pemilik tanah mudah gagal
dalam usahanya, sehingga tanah-tanah orang miskin akan masuk pasar
tanah melalui bank dan dikuasai kembali oleh pemodal kuat. Atau,
dalam keadaan yang terhimpit kemiskinan, para pemilik tanah yang
miskin itu akan cenderung melepas tanahnya karena luas tanahnya
tidak layak untuk hidup. Pemanfaatan tanah atau yang kerap disebut
pemberdayaan itu dalam banyak hal tidak melindungi aset tanah,
melainkan mendorong aset tanah menjadi komoditas. Meskipun
gagasan neoliberalisasi tanah oleh Hernando de Soto terdengar merdu
dan rasanya manis, ide itu merapuhkan sendi-sendi sosial ekonomi
Indonesia yang digariskan konsititusi, di tangan kanannya Reforma
Agraria menjadi racun yang nikmat, upas yang membuat korbannya
tak pernah merasa puas (20 Agustus 2023).
20. Memburu Sang Matahari, Mengejar Perkembangan yang
Menguntungkan
Sejak bulan Juni kami melacak satu nama yang penting: Syam,
arti namanya sepadan matahari.
Syammahfudz Chazali seorang alumnus Fakultas Pertanian UGM
jurusan Sosial Ekonomi Pertanian. Selama ia belajar di UGM, bermula
dari pemikiran sederhana bagaimana memanfaatkan hal terbuang
menjadi sumber uang, dia berinovasi dengan kotoran sapi menjadi
bahan baku gerabah/keramik. Pikirnya, gerabah/keramik lambat laun
akan mengancam kelestarian sumberdaya lahan jika tidak ada bahan
alternatif.
200 REFORMA AGRARIA EKOLOGIS:
Praktik Penataan Akses Ramah Lingkungan di Desa Panjangrejo, Kecamatan Pundong, Kabupaten Bantul