Page 216 - REFORMA AGRARIA EKOLOGIS
P. 216

Terlepas dari upaya inovasi Syam, di Bali, kotoran kerbau biasa
            menjadi dinding rumah, atau pelapis dinding rumah, demikian juga
            di NTB. Kotoran sapi juga sudah biasa dimanfaatkan sebagai pupuk
            kandang, atau dengan teknologi tepat guna, menjadi sumber bahan
            bakar  biogas—komunitas  Qaryah  Thayyibah  Salatiga  yang  turut
            mendampingi Penataan Akses Subjek Reforma Agraria di Selopamioro
            sudah bereksperimen,  menerapkan, dan menyebarkan biogas sejak
            1990an, namun  untuk menjadi  bahan keramik/gerabah barangkali
            sesuatu yang baru.
                Syam kemudian meneliti secara mandiri, hingga ia menemukan
            spesifikasi kotoran sapi dan komposisi yang tepat untuk bahan baku
            gerabah/keramik  yang  berkualitas  (tidak pecah  dibakar pada  suhu
            1.100° C. Tak hanya berpraktik memproduksi, Syam juga meretas pasar
            bagi keramik organik temuannya. Karyanya mengantarkan Syam ke
            Amerika Serikat dan Tiongkok, ia memenangkan sayembara inovasi
            ekologis.  Bahkan,  Syam  sudah merasakan hasil  dari  pemasaran
            produknya  ke  Eropa.  Kini, ia  pemegang  lima  paten  dalam  teknik
            dan bahan keramik organik berbahan fermentasi kotoran sapi. Syam
            dan temuannya akan menjadi solusi bagi persoalan Sosial-ekonomi-
            ekologi di Desa Panjangrejo. Akhirnya, perburuan kami membuahkan
            hasil,  Syam  sudah bersedia  terlibat  sebagai narasumber Penataan
            Akses.
                  Tetapi,  sebagai komunitas muslim, masyarakat Panjangrejo
            terkenal akan religiusitasnya. Hukum Islam menjadi pertimbangan
            dalam keputusan  sosial.  Ide  pengubahan bahan baku  dari  lapisan
            subur ke kotoran  sapi  bukan  perkara mudah. Ide itu justru bisa
            menimbulkan sengketa di dalam warga jika tidak dikelola hati-hati.
            Kami tidak mau mengulangi cara-cara para teknokrat yang bermaksud
            memajukan namun hasilnya merusak sendi sosial budaya.
                Agar  ide yang  menyelamatkan  lingkungan sekaligus  membuka
            peluang  pasar baru bagi UMKM  gerabah  dan keramik itu bisa
            diterima warga Panjangrejo, suatu fatwa yang tegas mengenai hukum
            memproduksi dan  menjual  produk  keramik organik diperlukan:




                                                                 BAB V  201
                                                  Catatan Harian Petugas Lapangan
   211   212   213   214   215   216   217   218   219   220   221