Page 62 - Dari Tanah Sultan Menuju Tanah Rakyat
P. 62
Dari Tanah Sultan Menuju Tanah Rakyat
pemilik modal, dan pekerja yang hanya memiliki tenaga. 26
Dengan demikian, pembagian kelas dalam suatu masyarakat
dibedakan menurut tingkat yang mereka miliki. Akibatnya,
tingkatan dalam masyarakat mewujudkan adanya hubungan-
hubungan perintah dan hubungan-hubungan ketergantungan
antara individu yang satu dengan individu yang lainnya. 27
Hubungan antara klas atas dan bawah di Jawa khususnya
di Yogyakarta merupakan hubungan kawula-gusti (hamba dan
tuan) sesuai dengan tradisi klasik Jawa. Hubungan Kawula-
Gusti merupakan suatu ikatan antar perintah dan kepatuhan,
tetapi juga merupakan ikatan saling ketergantungan di antara
mereka. Keterikatan orang Jawa khususnya Yogyakarta
kepada konsep kawula-gusti mewujudkan interaksi sosial yang
rumit karena orang harus menjaga posisi mereka sendiri ter-
hadap orang lain. Konsep kawula-gusti diwarnai oleh pemi-
kiran yang sudah ditakdirkan, dan tidak tergoyahkan akan
nasib. Tempat wong cilik dan wong gedhe dalam stratifikasi
masyarakat Yogyakarta tidak hanya didasarkan pada segi
kekayaan ekonomis atau keunggulan kelahiran. Tetapi dari
segi pertuanan (patron) dan perhambaan (client) yang hak
serta kewajibannya dianggap telah ditakdirkan. 28
26 Jorge larrain, Konsep Ideologi. Terj. Ryadi Gunawan
(Yogyakarta: LKPSM, 1996), hlm. 55.
27 Stanislan Ossoski, “Interpretations of Class Structure in His-
torical Perspective” dalam William E. Connolly dan Glean Gor-
don, Social Structure and Political Theory (Masachusetts: D.C Heath
and Company, 1974), hlm. 249.
28 Soemarsaid Moertono, Negara Dan Usaha Bina-Negara di Jawa
Masa Lampau; Studi tentang Masa Mataram II, Abad XVI sampai XIX
(Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1985), hlm. 134.
43