Page 64 - Dari Tanah Sultan Menuju Tanah Rakyat
P. 64

Dari Tanah Sultan Menuju Tanah Rakyat

               tradisional ini telah mendasari pola pemukiman masyarakat
               tradisional di wilayah Yogyakarta.
                   Melihat bentuk stratifikasi sosial yang ada di Yogyakarta
               itu, maka pelapisan sosial di Yogyakarta selain didasarkan

               kepada tanah atau kekayaan, juga didasarkan pada kede-
               katan seseorang kepada pusat kekuasaan yang berkuasa. 31
               Mereka yang bekerja pada kantor pemerintah tanpa meman-
               dang kedudukan mereka dipandang sebagai lapisan tinggi.
               Mereka itu pada umumnya adalah golongan priyayi.
                   Golongan priyayi di Yogyakarta selalu berusaha mem-
               pertahankan kemurnian darah mereka dengan mengikuti
               pembatasan yang kaku dalam identitas sosial mereka, mes-
               kipun mulai tahun 1900 pembatasan itu memudar. Golongan
               priyayi dibedakan menurut asal keturunan mereka yaitu pri-
               yayi luhur dan priyayi kecil. Priyayi luhur merupakan priyayi
               yang dilihat dari jabatan ayahnya, asal keturunan ibunya dan
               asal keturunan istrinya, sedangkan priyayi kecil adalah pri-
               yayi yang dilihat dari jabatan pada administrasi pemerin-

               tahan. 32
                   Dengan mengetahui perbedaan priyayi sebagaimana
               diuraikan di atas, maka ternyata priyayi memiliki nilai-nilai
               kultural yang berbeda dengan rakyat jelata. Akan tetapi, seba-


               2000), hlm. 33. Lihat juga F.A. Sutjipto (ed), Sejarah Nasional Indo-
               nesia, Jilid IV(Jakarta: Balai Pustaka, 1977), hlm. 23-25
                   31  Robert van Niel, Munculnya Elit Modern Indonesia, Terj. Zahara
               Deliar Noer (Jakarta: PT. Dunia Pustaka Jaya, 1984), hlm. 39.
                   32  Sartono Kartodirdjo (eds.)  Perkembangan Peradaban Priyayi
               (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1993), hlm. 7. Lihat
               pula Leslie H Palmier, Social Status and Power in Java.

                                                                   45
   59   60   61   62   63   64   65   66   67   68   69